Di era Republik Indonesia Serikat yang singkat, Abu Hanifah berpacu membangun fondasi pendirikan nasional. Dijegal sentimen anti-Belanda dan bubarnya RIS.
Saat Belanda menyerbu Yogyakarta pada Agresi Militer II, obyek vital seperti bandara hanya dipertahankan 150 tentara dan Istana sekitar 100-an prajurit.
Sejumlah kalangan tak menyangka Ilyas Ruhiat akan terpilih sebagai Rais Aam PBNU pada 1992. Sikapnya dalam berpolitik dinilai siger tengah atau moderat.