Menuju konten utama

Putri Amazon Untuk PBB

Diana, atau lebih dikenal sebagai Wonder Woman, adalah tokoh komik rekaan yang muncul dalam komik DC. Pada 21 Oktober mendatang, ia akan dipilih oleh PBB untuk menjadi duta besar dalam kampanye pengembangan pendidikan dan kesetaraan gender bagi remaja perempuan. Siapakah dia?

Putri Amazon Untuk PBB
Gal Gadot berperan sebagai tokoh rekaan DC Comics di film Wonder Woman. [Foto/youtube.com]

tirto.id - PBB akan mengumumkan duta besar kehormatan baru pada 21 Oktober mendatang. Duta ini akan bekerja membantu PBB untuk mempromosikan isu-isu gender bagi perempuan dan remaja perempuan. Duta besar itu adalah Wonder Woman dan pemilihanya bertepatan dengan 75 tahun perayaan debut karakter komik itu di DC.

Maher Naser, direktur informasi publik PBB kepada NPR mengungkapkan, pemilihan Wonder Woman karena sosoknya yang ikonik dan dikenal luas sebagai superhero dunia. Ia memiliki kekuatan, kejujuran, rasa welas asih serta komitmennya pada keadilan, perdamaian, dan kesetaraan dunia.

PBB sendiri masih belum merilis bagaimana Wonder Woman akan membantu kampanye organisasi itu dalam hal kesetaraan gender. PBB sendiri pada memiliki misi untuk mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan seluruh perempuan dan remaja perempuan. Naser mengatakan bahwa dua tokoh pemeran Wonder Woman, yaitu Lynda Carter dan Gal Gadot akan muncul pada upacara pengukuhan duta besar kehormatan itu.

Tapi sebenarnya siapakah Wonder Woman itu? Dalam banyak artikel, buku, dan kajian feminis tokoh ini mendapatkan perhatian serius. Pencipta karakter perempuan yang kuat dan cerdas ini adalah William Moulton Marston, seorang psikolog yang memiliki dua anak dan hidup dengan dua perempuan. Marston memang dikenal sebagai pelaku poliamor yang memiliki istri dan kekasih dan menjalani hubungan terbuka.

Fakta-fakta menarik tentang Wonder Woman dibahas tuntas dalam buku The Secret History of Wonder Woman, yang ditulis penulis New Yorker dan profesor sejarah Harvard, Jill Lepore. Dalam buku itu Jill, membahas bagaimana penciptaan di balik tokoh Wonder Woman. William Moulton Marston membuat karakter Wonder Woman sebagai gugatan kepada kebudayaan populer dan politik saat itu. Karakter komik yang muncul pada 1942 ini salah satunya terinspirasi dari gerakan Suffragist, yaitu gerakan agar perempuan diberikan hak untuk memilih ketika pemilu.

Jill Lepore menggali kaitan antara William Moulton Marston dan sosok Margaret Sanger, salah satu tokoh gerakan Suffragist, yang getol mengusahakan agar perempuan bisa ikut dalam politik pemilu. William Moulton Marston memang dikenal sebagai tokoh yang tertarik kepada gerakan perempuan, isu gender dan partisipasi perempuan dalam politik. Kelahirannya juga memiliki banyak simbol mitologis dan politik yang kental.

Wonder Woman lahir di Amazon, bukan hutan amazon di Brazil tapi tanah dalam mitologi Yunani. Tanah airnya dikenal sebagai Themyscira. Wonder Woman terlahir dari tanah liat, yang dibantu dengan tetes darah ibunya Ratu Hippolyta dan Zeus. Ia lahir sebagai Putri Diana dari Themyscira. Sebagai seorang Amazonian, ia terlahir sebagai prajurit, sebagai putri Zeus ia memiliki kekuatan yang besar. Dalam satu adegan komik diketahui ia bisa menghantam seseorang dari bumi sampai ke Pluto hanya dengan sepersepuluh kekuatannya.

Sosok Wonder Woman juga memiliki pengaruh dalam hal ekspresi seksual. Baru-baru ini Greg Rucka, penulis DC menyebut Wonder Women sebagai biseksual. Marston, pencipta Wonder Woman, pernah dituduh mempromosikan sadisme, bondage, dan seks terbuka. Alih-alih membantah, Marston menjawa bahwa apa yang dia tampakkan di Wonder Woman adalah simbol. Untuk bisa menemukan perdamaian seseorang mesti tunduk pada otoritas yang bijak dan yang benar. Inilah yang membuat komik ini sempat diprotes dan dilarang pada tahun 1940an karena dianggap mempromosikan bondage.

Selain itu di komiknya sendiri, Wonder Woman dikenal juga memiliki hubungan terbuka dengan banyak karakter superhero. Ia dikenal memiliki hubungan dekat dengan Superman, tapi juga dekat dengan Batman, Steve Trevor, dan Aquaman dalam episode Flashpoint. Penggambaran ini dibuat agar Wonder Woman bisa menjadi sosok yang bisa menentukan dengan siapa dan kepada siapa ia menyukai.

Dalam banyak komik, animasi, dan film seri, Wonder Woman digambarkan memiliki tali laso emas yang mampu membuat orang berkata jujur. William Moulton Marston diketahui sebagai psikolog yang mengembangkan teknologi mesin pendeteksi dusta. Kemunculan Wonder Woman juga merupakan respons terhadap kebangkitan Nazi. Sebelumnya Superman muncul pada 1938, tetapi kemunculan ini dikritik karena kebangkitan Nazi dan penyosokan manusia kripton ini mirip dengan konsep ubermensch.

Penerbit Superman M.C. Gaines menyebut bahwa komik punya manfaat baik untuk anak-anak. Gaines lantas meminta Marston untuk menyelamatkan industri komik Amerika, Marston lantas merekomendasikan adanya superhero perempuan, karena komik Amerika saat itu terlalu maskulin dan butuh sentuhan feminin. Lahirlah Wonder Woman tapi dengan segala kekuatan dan maskulinitas superhero laki-laki. Karena ini Marston sempat dikritik karena membuat perempuan berani melawan.

Wonder Woman adalah ikon feminis. Ia perempuan, mandiri sebagai putri Amazon, pintar serta bisa memahami teknologi seperti pesawat tak terlihat, sangat kuat hingga bisa bertarung setara dengan superman, dan yang jelas ia pernah dua kali mencalonkan diri menjadi presiden. Penggambaran ini memang sengaja dibuat Marston agar anak-anak, khususnya pembaca anak perempuan, untuk mau memilih Wonder Woman sebagai idola. Ini yang membuat Marsten sempat marah ketika Justice Society yang dibuat Gardner Fox, menempatkan Wonder Woman sebagai sekretaris ketika seluruh anggota tim melawan Nazi.

Saat ini, dunia kembali memicingkan mata kepada Wonder Woman karena 2017 nanti film layar lebarnya akan kembali hadir. Kali ini menghadirkan Gal gadot sebagai tokoh utama. Polemik tentang sosoknya akan kembali memanas. Ketika seri Wonder Woman yang menampilkan Lynda Carter diputar pada 1975 sampai 1979, serial ini dikritik karena menghadirkan sensualitas, lesbianisme, dan juga keseronokan. Bob Duggan, salah satu pemerhati komik di Think Big, pernah mengatakan penciptaan karakter ini merupakan wujud bahwa seorang perempuan bisa lebih superior daripada laki-laki dan itu adalah hal yang baik. Sayangnya, tidak semua sepakat dengan Duggan.

Baca juga artikel terkait PBB atau tulisan lainnya dari Arman Dhani

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Arman Dhani
Penulis: Arman Dhani
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti