Menuju konten utama

Publik Ingin Polri Segera Tetapkan Tersangka Tragedi Kanjuruhan

Komnas HAM menyebut masyarakat Malang Raya meminta aparat segera memberikan hukuman kepada aktor yang menyebabkan ratusan suporter Arema FC tewas.

Publik Ingin Polri Segera Tetapkan Tersangka Tragedi Kanjuruhan
Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam memberi keterangan kepada wartawan saat konfrensi pers di Sekretariat Arema FC, Malang, Jawa Timur, Senin (3/10/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/hp.

tirto.id - Tim investigasi Komnas HAM telah diterjunkan ke Malang untuk mendapatkan keterangan terkait duduk perkara tragedi Stadion Kanjuruhan yang menewaskan ratusan jiwa.

Selain mendapatkan sejumlah informasi seperti kondisi jenazah, kronologi kejadian serta kondisi pengamanan saat kejadian, Komnas HAM juga mendengar harapan masyarakat yang menginginkan segera ditetapkannya tersangaka.

"Suaranya banyak di mana-mana. Teman-teman masyarakat Malang maupun Aremania juga meminta segera adanya tersangka. Karena memang kalau dilihat secara kasat mata, yang kami temukan di mana ada kekerasan ada korban meninggal dan sebagainya. Nah ini masyarakat Malang Raya ini menunggu tindakan hukum yang diambil oleh aparat penegak hukum. Siapa yang bertanggung jawab," kata Komisioner Komnas HAM dalam keterangan persnya, Rabu, 5 Oktober 2022.

Anam menyebut dirinya berkali-kali mendapatkan titipan aspirasi dari masyarakat supaya pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tragedi tersebut segera diadili.

"Apa permintaan, harapan, yang terus-menerus disuarakan. Yaitu segera adanya penetapan tersangka kepada yang memang melanggar hukum. Dan siapapun yang melakukan tindak pidana dan siapapun yang bertanggung jawab," ujarnya.

Dilansir dari Antara, Markas Besar Polri menyatakan korban tewas akibat gas air mata di Stadion Kanjuruhan menjadi 131 orang. Sebelumnya dilaporkan jumlah korban meninggal sebanyak 125 orang.

"Jadi data korban meninggal 131 orang," ungkap Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo.

Dedi menjelaskan, terjadinya selisih data korban meninggal karena tim DVI bersama Dinas Kesehatan awalnya mendata korban yang dibawa ke rumah sakit saja. Setelah dilakukan pencocokan data, diketahui ada sejumlah korban meninggal tidak di fasilitas kesehatan.

“Non faskes penyebab selisihnya setelah semalam dilakukan pencocokan data bersama dinas kesehatan, Tim DVI dan direktur rumah sakit,” pungkas Dedi.

Baca juga artikel terkait TRAGEDI KANJURUHAN atau tulisan lainnya dari Fatimatuz Zahra

tirto.id - Hukum
Reporter: Fatimatuz Zahra
Penulis: Fatimatuz Zahra
Editor: Fahreza Rizky