tirto.id - PT KAI mencatat selama periode pemantauan angkutan lebaran 2019 terdapat peningkatan 9, 2 persen penumpang dari tahun 2018. Angka ini juga tercatat melampaui perkiraan PT KAI bahwa pada lebaran 2019 ini ditargetkan ada 5,6 persen peningkatan dari tahun lalu.
Direktur Utama PT KAI, Edi Sukmoro menjelaskan bahwa selain beberapa faktor pendukung dari internal PT KAI, peralihan penumpang dari angkutan udara ke kereta api diyakini turut berpengaruh pada peningkatan ini.
Dalam hal ini, adanya pengaruh dari mahalnya harga tiket pesawat terbang yang membuat konsumen meninggalkan angkutan itu.
Namun, Edi mengatakan belum dapat merinci seberapa besar kontribusi peralihan penumpang itu.
"Limpahan dari angkutan udara gak bisa kami hitung spesifik tapi kami pastikan [peningkatan di Lebaran] ada pengaruh dari udara," ucap Edi kepada wartawan usai konferensi pers mengenai evaluasi angkutan lebaran di Jakarta Railway Center pada Rabu (19/6/2019).
"Jadi apakah ada pengaruh dari pesawat terbang kemungkinan ada," tambahnya.
Edi menjelaskan peningkatan penumpang PT KAI ini juga terjadi di operasional di luar Lebaran.
Sepengetahuannya, daerah operasi di Bandung misalnya tercatat mengalami peningkatan jumlah kereta api yang perlu disediakan.
Menurut catatannya, dari semula 8 KA dengan 16 perjalanan (trip) sebelumnya, saat ini sudah bertambah menjadi 15 KA dengan 30 perjalanan. Sementara itu tidak menutup kemungkinan di wilayah lain juga turut mengalami hal yang sama.
Edi pun memastikan bahwa adanya peningkatan KA dan trip ini memang merupakan limpahan penumpang dari angkutan udara. Ia juga menambahkan PT KAI akan mempersiapkan diri melayani kebutuhan transportasi penumpang beralih dari pesawat terbang.
"Ada simpul-simpul KAI yang terisi peralihan dari udara. Ini memang demikian. Semula di Bandung hanya 8 KA atau 16 trip sekarang jadi 15 KA atau 30 trip. Ini kami pikir limpahan pasar penerbangan bisa kami bantu dengan kereta api," ucap Edi.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri