tirto.id - Karakter Joker di film Joker digambarkan menderita gangguan yang sering membuatnya suka tertawa, meskipun dalam keadaan sedih. Kondisi kejiwaan Joker ini disebut dengan Pseudobulbar Affect (PBA) yang merupakan istilah untuk penyakit mental terkait gangguan emosi.
Pseudobulbar Affect (PBA) adalah suatu kondisi di mana seseorang tiba-tiba tertawa atau menangis tanpa dipicu oleh sebab apapun.
PBA disebut juga sebagai Pathological Laughter and Crying (PLC). Ada beberapa gejala yang menunjukkan seseorang terkena PBA.
Dilansir dari mayoclinic, gejala utama ditandai dengan perilaku berupa tertawa atau menangis secara berlebihan, tetapi tidak berhubungan dengan keadaan emosinya. Penyakit ini muncul karena gangguan yang terjadi pada syaraf.
Seorang yang memiliki PBA akan mengalami emosi secara normal, terkadang akan mengekspresikannya dengan berlebihan, tanpa sebab, dan pada waktu yang tidak seharusnya.
PBA yang parah akan menyebabkan rasa malu, isolasi sosial, kecemasan hingga depresi. Akibatnya, kondisi ini dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.
GangguanPBA seringkali tidak terdiagnosis karena sulit membedakannya dengan masalah emosional lain.
Dikutip dari Parkinsonnewstoday, PBA terjadi ketika gangguan sistem saraf memengaruhi area otak yang mengontrol ekspresi dari emosi, seperti korteks prefontal.
Di samping itu, ada kemungkinan perubahan zat kimia di otak yang berkaitan dengan depresi dan suasana hati juga mempengaruhi perkembangan PBA. Perubahan ini dapat mengganggu sinyal di otak, memicu fase yang tidak dapat dikendalikan oleh orang yang terkena PBA.
Seperti dilansir Healthline, PBA biasanya terjadi pada orang dengan kondisi neurologis atau cedera, termasuk stroke, Alzheimer, Parkinson, Amyotrophic lateral sclerosis (ALS), Multiple sclerosis (MS), tumor otak dan cidera otak otomatis.
Disfungsi pada otak menjadi penyebab dari PBA. Kondisi ini dapat dikurangi dengan mengubah gaya hidup dan perilaku. Menggunakan teknik relaksasi umum ketika fase PBA muncul dapat membantu memperpendek atau menjauhi fase.
Beberapa tekniknya antara lain yaitu bernapas dalam-dalam, meditasi, yoga, dan seni dan terapi musik. Teknik ini juga akan membantu mengurangi gangguan kecemasan dan stress.
Menurut National Stroke Association, lebih dari 1 juta orang memiliki Pseudobulbar Affect (PBA). PBA dapat mempengaruhi orang dengan kondisi sistem saraf seperti Multiple Sclerosis (MS), dan dapat terjadi hingga 10 persen pada orang dengan Multiple Sclerosis (MS), terutama pada orang dengan Secondary Progressive Multiple Sclerosis (SPMS).
Penulis: Destri Ananda Prihatini
Editor: Dhita Koesno