tirto.id - Sekretaris Daerah DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengungkapkan bahwa peletakan batu pertama atau groundbreaking jalan tol Yogyakarta-Bawen menjadi sejarah bagi Provinsi DIY. Pasalnya, jalan tol dengan nilai investasi sebesar Rp14,26 triliun ini adalah tol pertama yang dibangun di wilayah tersebut.
"Groundbreaking yang ada di tempat ini menjadi sejarah pertama di Daerah Istimewa Yogyakarta," kata Aji kepada awak media pada Selasa (30/3/2022).
Aji menerangkan bahwa keberadaan tol ini menjadi penghubung daerah vital di DIY, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan roda ekonomi bagi masyarakat sekitar.
"Keberadaan tol bisa kita manfaatkan sebagai akses Bandara Yogyakarta International Airport dengan optimal serta destinasi wisata di DIY juga dapat dikunjungi dengan mudah oleh masyarakat. Kita berharap, jalan tol ini juga membawa kesejahteraan bagi masyarakat, karena dengan adanya jalan tol akan lebih mudah, cepat dan efisien,” ujarnya.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian menerangkan alasan groundbreaking dilakukan di Yogyakarta karena akan dijadikan sebagai area transit saat wisatawan banyak mengunjungi Borobudur.
"Yogya menjadi prioritas karena untuk mengoneksikan antara Borobudur dan Yogyakarta yang banyak menjadi area transit," ujarnya.
Selain itu, dari segi proses pembangunan terdapat sejumlah tantangan karena adanya kawasan budaya dan kelestarian lingkungan yang harus selalu dijaga.
"Pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen memiliki tantangan yang cukup tinggi karena tetap harus menjaga daerah heritage dan kelestarian lingkungan, trase yang melewati potensi gempa, sungai lahar dingin hingga wilayah mata air yang harus dijaga," jelasnya.
Menurut Direktur Utama PT JJB Oemi Vierta Moerdika, sebagai tol yang pertama berdiri di DIY, hingga saat ini progres pembebasan lahan sebesar 92,28 persen di seksi 1.
"Hingga saat ini, progres pembebasan lahan untuk Jalan Tol Yogyakarta-Bawen Seksi 1 Yogyakarta-Banyurejo sepanjang 8,25 Km telah mencapai 92,28%. Sedangkan, progres pembebasan lahan untuk keseluruhan Seksi 1 hingga Seksi 6 adalah sebesar 10,45%," jelas Oemi.
Oemi menerangkan pembebasan lahan di seksi 1 masih dalam proses, dan belum selesai secara keseluruhan. Hal itu disebabkan adanya karakter tanah yang ada di DIY yang beragam sehingga membutuhkan waktu dalam proses pembebasan.
"Beberapa tanah memiliki karakter khusus, dan itu membutuhkan proses. Contohnya, seperti tanah kas desa, yang apabila dibebaskan harus dicarikan pengganti. Meski demikian hingga saat ini tidak ada kendala," ujarnya.
Sesuai dengan target dan prioritas pembangunan di proyek Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, proses konstruksi akan dimulai segera di Seksi 1 Yogyakarta-Banyurejo yang ditargetkan rampung pada Kuartal IV Tahun 2023.
Seksi 1 ditargetkan mulai beroperasi di awal tahun 2024 yang akan terhubung dengan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Yogyakarta International Airport di Junction Sleman.
Oemi menambahkan, jika pembebasan lahan sesuai dengan target, maka prioritas konstruksi selanjutnya adalah Seksi 2 Banyurejo- Borobudur, Seksi 3 Borobudur-Magelang dan Seksi 6 Ambarawa-Bawen yang ditargetkan selesai pada Kuartal II Tahun 2024.
Selain itu, Oemi menjanjikan bahwa dalam proses pembangunan tol Yogyakarta-Bawen akan melibatkan seluruh elemen masyarakat lokal dalam proses pengerjaan.
"Berkaitan dengan tenaga kerja lokal, kami memanfaatkan semaksimal mungkin. Bahkan selain itu kami juga membuka lebar bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian dan magang yang akan diakomodir dengan menyesuaikan waktu," terangnya.
Ditargetkan apabila Tol Yogyakarta yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) sudah selesai dibangun, maka waktu perjalanan Semarang menuju Yogyakarta atau sebaliknya akan menjadi lebih cepat, dari sebelumnya memakan waktu 3 jam menjadi hanya 1,5 jam.
Pembangunan jalan tol ini diharapkan dapat melancarkan distribusi barang dan jasa, pengembangan industri dan pariwisata serta meningkatkan konektivitas, khususnya di sisi selatan Pulau Jawa.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Maya Saputri