tirto.id - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memamerkan sejumlah program pengembangan sumber daya manusia (SDM) khusus untuk warga Indonesia.
Menurut Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kominfo, Hary Budiarto, salah satu program itu bernama Digital Leadership Academy (DLA) yang merupakan program untuk melatih pimpinan instansi.
Melalui DLA, tambahnya, Kominfo mengajarkan para pimpinan instansi soal digitalisasi. Pengajar dalam program itu, kata Hary, berasal dari sejumlah universitas ternama, seperti Universitas Oxford, Universitas Harvard, dan Universitas Cambridge.
"Makanya pimpinan ini agar wawasannya jadi terbuka. Kami setiap tahunnya target ada 300-500 pimpinan yang kami latih. Yang sudah kami laksanakan, bupati dan wali kota yang ditunjuk Kemendagri," katanya di Gedung Kominfo, Jakarta Pusat, Kamis (18/1/2024).
Tak cuma DLA, tambah Hary, Kominfo juga menyediakan 300 beasiswa setiap tahun bagi para pekerja yang ingin kuliah pascasarjana di dalam dan luar negeri. Menurtu Hary, beasiswa ini dikhususkan bagi mereka yang sudah bekerja selama minimal dua tahun.
Ia menambahkan, kebanyakan yang melamar beasiswa ini adalah karyawan BUMN, TNI-Polri, serta ASN.
"Kalau lolos, langsung beasiswanya kami berikan selama dua tahun. [Kalau] dua tahun enggak lulus, ya bayar sendiri [biaya kuliah] selanjutnya," ucapnya.
Menurut Hary, para pekerja bisa mendaftarkan terlebih dahulu ke universitas yang diinginkan. Usai diterima di universitas itu, mereka mendaftarkan diri dalam program beasiwa dari Kominfo.
Para pekerja, tambahnya, tinggal menyertakan letter of acceptance (LOA) kepada Kominfo dan akan langsung menerima beasiswa tersebut.
Dalam program pengembangan SDM lain, Kominfo bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjajaran (Unpad), serta Telkom University.
Melalui kerja sama itu, ketiga kampus tersebut membuka kelas daring. Misalnya, menurut Budiarto, Unpad membuka kelas daring dengan mata kuliah hukum siber.
"Jadi, enggak harus [selalu] datang ke kampus. Jumat-Sabtu masuk online, kemudian satu semester datang ke kampus, dua tahun [kuliah] lulus," pungkasnya.
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Irfan Teguh Pribadi