Menuju konten utama

Profit Taking Dorong Saham ANTM ARB Dua Hari Berturut-turut

Saham PT Aneka Tambang (ANTM) sudah dua hari berturut-turut menyentuh posisi Auto Reject Bawah (ARB).

Profit Taking Dorong Saham ANTM ARB Dua Hari Berturut-turut
Pekerja membersihkan lantai di samping grafik pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (26/8/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.

tirto.id - Saham PT Aneka Tambang (ANTM) sudah dua hari berturut-turut menyentuh posisi Auto Reject Bawah (ARB) karena mengalami koreksi hampir menyentuh batas terendah harian yang diizinkan otoritas pada nilai 7 persen. Penurunan emiten ANTM ini disebabkan oleh aksi profit taking.

“Ini ada faktor profit taking. Dia sudah banyak sekali naiknya. Kalau kita lihat ini ya. ANTM itu Desember 2020 akhir 1.700-an. Lalu paling tinggi sampai 3.400 di awal Januari 2021. Udah naik 100 persen lebih,” ucap Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee kepada Tirto saat dihubungi, Selasa (19/1/2021).

Hans mengatakan emiten ANTM memang sudah lama mengalami kenaikan drastis. Ada beberapa isu yang mendorong kenaikan setinggi Rp3.400/lembar saham. Antara lain rencana pemerintah membentuk Holding BUMN Baterai, rencana Tesla berinvestasi di industri mobil listrik Indonesia, pembatasan sosial di Filipina yang menyebabkan pasokan nikel semakin langka.

Lalu ada juga peran pemulihan ekonomi Tiongkok 2020 yang berada di kisaran 2,3 persen alias di atas ekspektasi pasar 2 persen. Pemulihan ekonomi Tiongkok mendorong kenaikan harga tambang sehingga menciptakan sentimen positif bagi emiten tambang.

Kendati demikian, berbagai sentimen positif itu sedang berbalik dan berujung ANTM mengalami 2 kali ARB. Saham ANTM per Selasa (19/1/2021) pukul 11.30 WIB berada di kisaran Rp2.710/lembar saham. Angka ini sudah turun 6,87 persen dari posisi penutupan Senin (18/1/2021) lalu yang mencapai Rp2.910/lembar saham. Penurunan ini melanjutkan koreksi Senin (18/1/2021) sebanyak 6,7 persen dari Rp3.120/lembar saham ke Rp2.910/lembar saham.

Selain faktor profit taking, Hans juga menilai adanya potensi pelemahan harga nikel baru-baru ini juga diyakini turut menyumbang pelemahan harga saham emiten ANTM. Hal ini jelas berkebalikan dengan sentimen yang mendorong investor membeli saham ANTM di awal tahun.

Faktor lainnya juga mencakup belum adanya permintaan pada saham ANTM yang seharusnya dapat menahan koreksi emiten tambang ini. Hal ini menyebabkan penurunan terus berlanjut dan menyebabkan ARB selama 2 hari berturut-turut.

Baca juga artikel terkait ANTAM atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri