tirto.id - Thomas Jolly merupakan sosok yang bertanggung jawab atas pembuatan konsep pembukaan Olimpiade Paris 2024. Sosoknya sedang disorot seiring kontroversi opening ceremony Olimpiade Paris, Minggu (28/7/2024).
Upacara pembukaan Olimpiade Paris menuai kecaman karena beberapa hal. Salah satu kontroversi disebabkan oleh penggambaran lukisan Leonardo da Vinci "Perjamuan Terakhir" dengan pertunjukkan sekelompok drag queen dan penari telanjang.
Pertunjukkan ini dianggap tidak menghormati keyakinan agama Kristen. Gereja Katolik Prancis menyatakan kekecewaannya melalui unggahan di akun X.
“Sayangnya, upacara ini berisi adegan yang menghina agama Kristen, yang sangat kami sesalkan,” tulis Gereja Katolik Prancis, melalui pernyataan yang diunggah di X @Eglisecatho, Minggu (27/7/2024).
Selain itu, para pemuka agama juga turut angkat bicara. Uskup Robert Barron dari Winona-Rochester, Minnesota, mengkritik upacara tersebut dengan menyebut pertunjukan itu sebagai "sejenis ejekan yang menjijikkan dan arogan."
Kontroversi pembukaan Olimpiade Paris 2024 lainnya adalah penampilan karakter Marie Antoinette dengan kepala terpenggal. Karakter ini dinilai tidak nyaman dan brutal, khususnya bagi penonton anak-anak.
Penyelenggara Olimpiade 2024 juga dikritik karena menampilkan animasi Patung Liberty ditembak dan dipukul di kepala. Publik menilai gambaran tersebut sebagai simbol kebencian terhadap Amerika Serikat.
Profil Thomas Jolly Penata Artistik Upacara Olimpiade Paris 2024
Thomas Jolly adalah sutradara teater Prancis terkemuka. Ia dipercaya menjadi direktur artistik untuk upacara pembukaan dan penutupan Olimpiade Paris 2024.
Melalui posisi tersebut, Thomas bertanggung jawab dalam perancangan konsep upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024. Sebagai konseptor, Thomas bekerja sama dengan perancang kostum Dapne Burki dan Olivier Beriot, serta penata tari, Maud Le Pladec.
Konseptor Olimpade Paris 2024 ini lahir pada tahun 1982 di Rouen, Normandia. Jolly dikenal sebagai tokoh penting dalam teater kontemporer dengan produksinya yang inovatif dan ambisius.
Jolly tumbuh di lingkungan sederhana, di mana paparan terhadap seni sangat terbatas. Ketertarikannya pada teater dimulai pada usia muda dan bergabung dengan perusahaan teater anak-anak pada usia 11 tahun.
Ia menempuh pendidikan formal di bidang teater hingga akhirnya masuk ke sekolah drama National Theatre of Brittany.
Pengalaman awalnya di teater ditandai dengan keinginannya untuk menciptakan pertunjukan yang mudah diakses dan menarik. Hal ini kemudian menjadi ciri khas kariernya.
Karier Jolly melejit dengan produksi terobosannya selama 18 jam untuk Henry VI karya Shakespeare di Festival d'Avignon pada tahun 2014. Karyanya ini menunjukkan kemampuannya untuk menangani produksi berskala besar dengan visi yang unik.
Adapun karya-karyanya yang terkenal termasuk kebangkitan musikal Starmania dan serial Shakespeare 24 jam maraton pada tahun 2022.
Sebelumnya, Jolly telah mendirikan perusahaan teaternya sendiri, La Piccola Familia, pada tahun 2006. Perusahaan teaternya ini berfokus fokus pada drama panggung populer yang menarik bagi banyak orang.
Sepanjang kariernya, Jolly telah menerima tiga penghargaan Molière yang bergengsi. Tiga penghargaan ini menjadi bukti pengaruhnya terhadap teater Prancis.
Pada tahun 2022, Jolly ditunjuk sebagai direktur artistik untuk upacara Olimpiade Paris 2024.
"(Kami) mempercayakan arahan artistik upacara kepada Thomas Jolly adalah pilihan yang berani, tetapi konsisten dengan visi kami," kata Presiden Olimpiade Paris 2024, Tony Estanguet, dilansir dari situs resmi Olympics, Senin (29/7/2024).
Konsep Pembukaan Olimpiade 2024 Versi Thomas Jolly
Thomas Jolly punya visi ingin menampilkan keberagaman dan inklusivitas dalam penyelenggaraan Olimpiade Paris 2024. Visi ini bertujuan untuk mematahkan stereotip yang terkait dengan Prancis dengan menampilkan warisan budaya yang kaya di negara tersebut.
Terkait kontroversi yang kini ramai di masyarakat, Jolly membantah adegan pertunjukannya terinspirasi oleh “Perjamuan Terakhir”. Menurutnya, konsep pertunjukkan itu menggambarkan pesta pagan yang berkaitan dengan dewa-dewa Olympus.
"Anda tidak akan pernah menemukan dalam karya saya keinginan untuk merendahkan siapa pun atau apa pun," kata Jolly kepada penyiar BFMTV, seperti dikutip dari Reuters.
Lebih lanjut, pihak Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengeluarkan permintaan maaf secara resmi. IOC mengklaim bahwa pihaknya tak berniat menunjukkan rasa tidak hormat terhadap kelompok agama mana pun.
"Sebaliknya, kami bermaksud menunjukkan toleransi dan rasa kebersamaan. Jika ada yang tersinggung, kami mohon maaf," kata juru bicara Paris 2024 Anne Descamps, dalam konferensi pers, Minggu (28/7/2024).
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Yonada Nancy & Dipna Videlia Putsanra