Menuju konten utama

Apa Itu Last Supper & Kenapa Jadi Kontroversi di Olimpiade 2024?

The Last Supper dikaitkan dengan kontroversi acara pembukaan Olimpiade Paris 2024. Apa itu The Last Supper?

Apa Itu Last Supper & Kenapa Jadi Kontroversi di Olimpiade 2024?
Seorang wartawan melintasi jembatan yang digunakan untuk penonton jelang pembukaan Olimpiade Paris 2024 di Paris, Prancis, Kamis (26/7/2024). Pembukaan Olimpiade Paris 2024 akan berlangsung dengan parade defile kontingan di atas kapal menyusuri Sungai Seine sejauh 6 km dari jembatan Austerlitz menuju Trocadero, dekat Menara Eiffel. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc.

tirto.id - The Last Supper atau “Perjamuan Terakhir” menjadi bagian dari kontroversi di Olimpiade 2024. Hal ini lantaran upacara pembukaan ajang olahraga internasional itu menampilkan pertunjukan drag queen yang mengingatkan penonton akan peristiwa sakral bagi umat Kristen tersebut. Lantas, apa itu The last supper?

Kontroversi pertunjukan drag queen membuat opening ceremony Olimpiade 2024 di Paris menjadi perbincangan hangat. Tagar “last supper Olympic” hingga “drag queen Olympics 2024” pun viral di media sosial X (dulu Twitter).

Tidak sedikit pengguna X membuat kolase foto yang membandingkan lukisan bertajuk The Last Supper karya Leonardo da Vinci dengan foto adegan dalam pertunjukan yang melibatkan drag queen di opening ceremony Olimpiade 2024.

Banyak pihak menganggap pertunjukan tersebut sebagai pelecehan terhadap keyakinan umat Kristen. Namun di lain sisi, penyelenggara dan orang-orang yang berpartisipasi di pertunjukan tersebut menganggapnya sebagai bentuk kebebasan berekspresi di negara yang demokratis.

"Pemerintah (Prancis) tahu apa yang mereka lakukan. Mereka ingin menunjukkan diri mereka sebaik mungkin. Mereka tidak menunjukkan pengekangan dalam berekspresi,” kata Le Filip, pemenang “Drag Race France” kepada The Associated Press.

Direktur artistik upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024, Thomas Jolly pun menyatakan bahwa pertunjukan itu merupakan ekpresi atas kebebasan di masyarakat demokrasi.

"Di Prancis, orang bebas untuk mencintai sesuka hati mereka, bebas mencintai siapa pun yang mereka inginkan, bebas percaya atau tidak percaya," ujar Thomas Jolly, kepada para wartawan pada hari Sabtu (27/7/2024) seperti dilansir Reuters.

Apa Itu The Last Supper?

The Last Supper atau “Perjamuan Terakhir” adalah salah satu peristiwa kerohanian paling penting bagi umat Kristen. Mereka meyakini, sebagaimana dalam catatan Injil, Yesus dan para rasul-Nya menyantap makanan terakhir mereka sebelum peristiwa penyaliban-Nya.

Perjamuan Terakhir diperingati oleh umat Kristiani pada tiap hari Kamis Putih. Perjamuan Terakhir menjadi dasar alkitabiah bagi Ekaristi, yang juga dikenal sebagai “Perjamuan Kudus” atau “Perjamuan Tuhan.”

Surat Pertama kepada jemaat di Korintus berisi penyebutan Perjamuan Terakhir yang paling awal. Keempat Injil kanonik menyatakan bahwa Perjamuan Terakhir terjadi pada minggu Paskah, beberapa hari setelah kemenangan Yesus memasuki Yerusalem, dan sebelum Yesus disalibkan pada hari Jumat Agung.

Selama perjamuan tersebut, Yesus meramalkan pengkhianatan terhadap-Nya oleh salah satu rasul yang hadir, dan menubuatkan bahwa sebelum keesokan paginya, Petrus akan menyangkal bahwa ia mengenal-Nya sebanyak tiga kali.

Ketiga Injil Sinoptik dan Surat Pertama kepada Jemaat Korintus memuat kisah tentang institusi Ekaristi ketika Yesus mengambil roti, memecah-mecahnya dan memberikannya kepada mereka yang hadir, sambil berkata, “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu.”

Injil Yohanes menceritakan Yesus membasuh kaki para rasul, memberikan perintah baru “untuk saling mengasihi seperti Aku telah mengasihi kamu.” Juga termasuk di dalamnya adalah Khotbah Perpisahan yang terperinci dari Yesus, yang menyebut para rasul yang mengikuti ajaranNya sebagai “teman dan bukan pelayan.”

Beberapa ahli memandang Perjamuan Terakhir sebagai sumber dari tradisi Ekaristi Kristen awal. Sebagian ahli lainnya melihat kisah Perjamuan Terakhir berasal dari praktik ekaristi abad ke-1 seperti yang digambarkan oleh Paulus pada pertengahan tahun 50-an Masehi.

Sekira tahun 1495-1498 M, peristiwa “Perjamuan Terakhir” atau "The Last Supper" lantas dituangkan oleh seniman renaisans Italia, Leonardo da Vinci, ke sebuah lukisan mural.

Lukisan tersebut tersimpan dalam sebuah ruang makan di Biara Santa Maria delle Grazie, Milan, Italia. Karya ini dipesan sebagai bagian dari rencana renovasi gereja dan bangunan biara oleh pelindung Leonardo da Vinci, yakni Ludovico Sforza, Adipati Milan.

Karya da Vinci ini menggambarkan peristiwa Perjamuan Terakhir Yesus dengan Dua Belas Rasul, seperti yang diceritakan dalam Injil Yohanes, khususnya usai Yesus mengumumkan bahwa salah satu rasul-Nya akan mengkhianati-Nya.

Lukisan bertajuk “The Last Supper” tadi adalah karya terbesar Leonardo da Vinci, selain Sala delle Asse.

Kenapa The Last Supper dan Olimpiade 2024 Menjadi Kontroversi?

Upacara pembukaan Olimpiade 2024 sebenarnya berlangsung meriah selama empat jam dan menuai banyak pujian. Acara diawali parade kontingen atlet olimpiade dari berbagai negara menyusuri Sungai Seine di Paris, Prancis. Rombongan atlet itu naik perahu diiringi dengan musik dan tarian.

Tarian-tarian yang dipentaskan merepresentasikan sejumlah monumen penting di Prancis, seperti Katedral Notre Dame, yang kini dalam tahap pembangunan.

Ditampilkan pula segmen tarian ekstensif guna memberikan penghormatan pada pekerja konstruksi yang membangun kembali ikon Paris tadi usai peristiwa kebakaran pada tahun 2019 lalu.

Acara juga dimeriahkan dengan lonceng katedral yang dibunyikan untuk pertama kalinya sejak kebakaran 2019 lalu yang nyaris menghancurkan bangunan tersebut. Pertunjukan lalu bergulir memperlihatkan penampilan para drag queen di atas panggung.

Terlihat salah seorang drag queen mengenakan mahkota, duduk di sebuah meja. Bentuk mahkota tersebut mengingatkan penonton pada sebuah monstrance meskipun tidak sama persis.

Banyak orang menganggap adegan tersebut sebagai parodi lukisan ikonik karya Leonardo da Vinci tentang peristiwa Perjamuan Terakhir (The Last Supper).

Adegan meja drag queen tersebut dilengkapi penampilan seorang penyanyi dengan tubuh bercat biru dan nyaris tanpa busana di tengah-tengah keranjang buah.

Setelah pementasan tersebut, kritik bermunculan di media sosial. Banyak tokoh penting dan pesohor dunia ikut menyoroti pertunjukan itu. “Ini sangat tidak menghormati orang Kristen,” tulis Elon Musk via akun X miliknya.

Selang beberapa saat, Elon Musk kembali berkomentar, meminta umat Kristen membela agama mereka. “Kecuali jika ada lebih banyak keberanian untuk membela apa yang adil dan benar, kekristenan akan binasa,” tulis Elon Musk melalui X.

Kritik tajam juga datang dari politikus sayap kanan Prancis sekaligus anggota parlemen Eropa, Marion Maréchal. “Kepada seluruh umat Kristiani di dunia yang menyaksikan upacara #Paris2024 dan merasa terhina oleh parodi ratu drag queen tentang Perjamuan Terakhir ini, ketahuilah bahwa yang berbicara bukanlah Prancis, melainkan minoritas sayap kiri yang siap untuk melakukan provokasi apa pun. #notinmyname,” tulis Marion melalui X.

Baca juga artikel terkait OLIMPIADE 2024 atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Addi M Idhom