tirto.id - Siti Noordjannah Djohantini merupakan salah satu aktivis sekaligus pejabat publik yang cukup ternama di Indonesia. Ia menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) organisasi keagamaan wanita Muhammadiyah, 'Aisyiyah periode 2015-2020.
Siti Noordjannah Djohantini adalah istri dari Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir yang menjabat saat ini. Mengutip Antara, sepasang suami istri tersebut hadir di Solo pada Kamis (17/11/2022) dalam rangka penyelenggaraan Muktamar Muhammadiyah dan 'Aisyiyah ke-48.
Agenda utama acara tersebut akan berlangsung 18-20 November 2022 berupa sidang pemilihan ketua umum, pengurus, dan anggota PP Muhammadiyah dan 'Aisyiyah periode 2022 - 2027.
Muktamar Muhammadiyah dan 'Aisyiyah ke-48 sebetulnya dijadwalkan berlangsung pada 1 - 5 Juli 2020 lalu. Namun, karena adanya situasi pandemi COVID-19 di Indonesia, kegiatan tersebut menjadi tertunda selama dua tahun.
Menyusul penundaan Muhammadiyah dan 'Aisyiyah ke-48, posisi jabatan Ketum Muhammadiyah dan 'Aisyiyah hingga saat ini masih dipegang oleh Haedar Nashir serta Siti Noordjannah Djohantini.
Profil Siti Noordjannah Djohantini
Dikutip dari lamar Pimpinan Daerah 'Aisyiyah (PDA) Brebes Siti Noordjannah Djohantini lahir pada 15 Agustus 1958. Ia anak dari pasangan Ardani Zaenal dan Siti Juariyah.
Ia tumbuh di keluarga yang religius dan menjunjung tinggi nilai-nilai pendidikan. Tidak heran setelah Siti Noordjannah tumbuh dewasa ia sangat menghargai dunia pendidikan dan menempuh pendidikan tinggi di tiga universitas dalam negeri.
Siti Noordjannah diketahui sudah dekat dengan organisasi Muhammadiyah sedari kecil. Semasa sekolah menengah SMP dan SMA, ia bersekolah di lembaga pendidikan Muhammadiyah, yaitu SMP Muhammadiyah Godean dan SMA Muhammdiyah 2 Yogyakarta.
Kemudian, Siti Noordjannah melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) 'Veteran' Yogyakarta dan lulus dengan gelar sarjana strata 1 (S1).
Tidak berhenti di S1, Siti kembali bersekolah untuk meraih gelar S2 dengan mengambil program magister Manajemen Keuangan di Universitas Islam Indonesia (UII). Ia juga bersekolah di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta dengan mengambil program Human Resource Management.
Salah satu jabatannya yang paling terkenal adalah menjadi Ketum PP 'Aisyiyah untuk dua periode. Ia pertama kali diangkat sebagai Ketum PP 'Aisyiyah pada 2010 dan menjabat selama lima tahun hingga 2015.
Lalu, pada Muktamar Muhammadiyah dan 'Aisyiyah ke-47 yang diadakan di Makassar, Sulawesi Selatan pada 2-7 Agustus 2015, Siti Noordjannah kembali terpilih sebagai Ketum 'Aisyiyah untuk menjabat hingga 2020.
Jauh sebelum menduduki jabatan sebagai Ketum PP 'Aisyiyah, Siti Noordjannah sudah terlebih dulu aktif berkegiatan di sejumlah organisasi kemasyarakatan.
Ketika masih menempuh kuliah, Siti Noordjannah sudah aktif bergabung dalam Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). IPM sendiri merupakan organisasi otonom Muhammadiyah yang diisi oleh para pelajar.
Siti Noordjannah bahkan sempat ditunjuk sebagai Pimpinan Pusat IPM bidang Ipmawati pada periode 1983-1986.
Selama beraga di PP IPM, Siti Noordjannah dan rekan-rekannya berhasil menerbitkan buku pedoman seragam khusus bagi pelajar putri Muhammadiyah. Buku tersebut kini masih digunakan sebagai pedoman resmi seragam pelajar Muhammadiyah di seluruh Indonesia.
Kemudian, setelah lulus dari IPM, Siti Noordjannah bergabung dalam organisasi Nasyiatul 'Aisyiyah (Nasyiah) yang juga merupakan organisasi Muhammadiyah yang diisi para remaja putri.
Lagi-lagi berkat kontribusinya di organisasi tersebut Siti Noordjannah kembali terpilih sebagai ketua umum periode 1990-1995.
Selain aktif di lingkungan organisasi Muhammadiyah, Siti Noordjannah juga mendirikan yayasan bernama Yayasan Annisa Swasti (Yasanti) pada 1982.
Yasanti diklaim sebagai Lembaga Swadaya masyarakat (LSM) perempuan pertama di Indonesia yang bergerak dalam pemberdayaan kaum perempuan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan bagi pekerja buruh wanita.
Selain LSM, Siti Noordjannah juga pernah menjabat sebagai anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) periode 2003-2008.
Editor: Iswara N Raditya