tirto.id - Roberto Mancini menjadi sosok utama keberhasilan Tim Nasional (Timnas) Italia melaju ke partai Final EURO 2021 (2020). Kejeliannya dalam meramu taktik serta membangkitkan semangat skuad Gli Azzurri menjadi faktor penting usai hasil memalukan Timnas Italia pada tahun 2018 lalu.
Mancini datang ketika Timnas Italia butuh sosok pelatih yang punya semangat, inovasi, serta kemauan besar untuk bangkit. Seperti diketahui, Mancini menggantikan posisi pelatih Azzurri sebelumnya, Giampiero Ventura, yakni sosok yang disebut sebagai penyebab utama kegagalan Italia lolos ke putaran final Piala Dunia 2018.
Mancini mulai melatih Timnas Italia sejak 14 Mei 2018. Debut sosok kelahiran Jesi, Provinsi Ancona itu ditandai dengan laga versus Arab Saudi yang dimenangi Italia 2-1. Kala itu gol Mario Balotelli dan Andrea Belotti membuka era baru skuad Gli Azzurri di bawah Mancini.
Mancini langsung mengimplementasikan formasi 4-3-3 sejak pertama kali melatih Timnas Italia.
Mancini terbilang konsisten menerapkan pola tersebut, yang lantas berbuah manis pada kemudian hari.
Mancini tercatat telah memimpin Timnas Italia dalam total 38 pertandingan. Dalam periode tersebut ia menuai 28 kemenangan, 8 seri, dan hanya 2 kali kalah. Artinya, persentase kemenangan Mancini mencapai 73,68 persen.
Sementara itu 2 kekalahan Italia di bawah Mancini itu pun terjadi pada masa awal kepelatihannya. Italia tunduk dari Perancis 3-1 dalam laga persahabatan tahun 2018. Kemudian pada tahun yang sama, kalah dari Portugal 1-0 dalam ajang UEFA Nations League.
Salah satu fakta menarik soal kekalahan Italia di bawah asuhan Mancini, ternyata terkait soal formasi. Menurut data Transfermarkt, kekalahan Italia di tangan Portugal tercatat sebagai satu-satunya laga di mana Mancini tidak menerapkan formasi andalan 4-3-3. Saat itu ia lebih memilih skema 4-4-2, dengan menggunakan 2 gelandang jangkar.
Akan tetapi usai hasil minor kontra Portugal, laju Timnas Italia seakan tak terbendung. Dan sampai saat ini Gli Azzurri tengah berada dalam tren 33 pertandingan beruntun tanpa kekalahan.
Capaian tersebut mengalahkan rekor Timnas Italia di bawah asuhan Vitorio Pozzo, yang pernah menyentuh 30 pertandingan tanpa kalah dan diraih pada periode 1934 sampai 1939.
Akan tetapi catatan 33 laga tak terkalahkan milik Italia ternyata belum menjadi yang terbaik, lantaran masih ada Brasil dan Spanyol yang pernah menyentuh 35 laga tanpa kalah. Tim Samba meraihnya pada periode 1993-1996, sementara La Furia Roja menggapainya tahun 2007-2009.
Performa menawan Timnas Italia di bawah asuhan Roberto Mancini merupakan buah dari segudang pengalaman sang juru taktik. Mancini bisa dibilang sebagai salah satu pelatih terbaik yang saat ini dimiliki Italia.
Tangan dingin Roberto Mancini sudah banyak menghasilkan gelar di level klub. Fiorentina sebagai klub perdana yang ditukangi Mancini, berhasil ia bawa menjuarai ajang Coppa Italia 2001. Trofi yang sama kembali ia raih pada tahun 2004, namun kali ini bersama Lazio.
Kehebatan Mancini baru terlihat jelas ketika ia berkesempatan melatih tim yang lebih besar. Inter Milan sukses dibawanya meraih hattrick scudetto tahun 2006, 2007, dan 2008.
Meski gelar scudetto perdana ia rengkuh di bawah bayang-bayang kasus Calciopoli, tepatnya saat pengadilan Italia memutuskan menarik gelar Juventus lalu diberikan kepada Inter.
Terlepas dari hal tersebut, Mancini pada faktanya sukses membawa total 7 trofi untuk Inter Milan. Selain scudetto ia juga memberikan 2 trofi Coppa Italia dan 2 Piala Super Italia untuk La Beneamata.
Kualitas Mancini juga teruji saat ia menukangi Manchester City di Liga Inggris (EPL). Ketika itu ia berhasil membawa The Citizens meraih trofi EPL 2011/2012, yang diklaim sebagai persaingan tersengit sepanjang sejarah liga. Man City berhasil mengunci gelar juara pada pekan terakhir, lewat gol telat Sergio Aguero pada menit 94'.
Total dalam karir kepelatihannya, Mancini sukses meraih 13 trofi juara. Mancini tentu bertekad menggenapkannya dengan titel Piala Eropa 2021, sekaligus menjadi trofi pertamanya untuk level tim nasional.
Karir Roberto Mancini Sebagai Pemain
1981-1982: Bologna - 31 main, 9 gol
1982-1997: Sampdoria - 566 main, 168 gol
1997-2000: Lazio - 136 main, 24 gol
2000-2001: Leicester City - 5 main, 0 gol
Trofi Roberto Mancini Sebagai Pemain
Sampdoria
Serie A: 1990-1991
Coppa Italia: 1984-1985, 1987-1988, 1988-1989, 1993-1994
Piala Super Italia: 1991
Piala Winners: 1989-1990
Lazio
Serie A: 1999-2000
Coppa Italia: 1997-1998, 1999-2000
Piala Super Italia: 1998
Piala Winners: 1998-1999
Piala Super Eropa: 1999
Karir Roberto Mancini Sebagai Pelatih
2001-2002: Fiorentina
2002-2004: Lazio
2004-2008: Inter
2009-2013: Manchester City
2013-2014: Galatasaray
2014-2016: Inter
2017-2018: Zenit St. Petersburg
2018-sekarang: Timnas Italia
Trofi Roberto Mancini Sebagai Pelatih
Fiorentina
Coppa Italia: 2000-2001
Lazio
Coppa Italia: 2003-2004
Inter Milan
Serie A: 2005-2006, 2006-2007, 2007-2008
Coppa Italia: 2004-2005, 2005-2006
Piala Super Italia: 2005, 2006
Manchester City
Premier League: 2011-2012
Piala FA: 2010-2011
FA Community Shield: 2012
Galatasaray
Piala Turki: 2013-2014
Penulis: Wan Faizal
Editor: Oryza Aditama