Menuju konten utama

Profil & Peta Negara Bahrain: Bendera, Ibukota, Agama, & Bahasa

Profil dan peta negara Bahrain. Cek warna bendera, ibukota, agama mayoritas, dan bahasa di Bahrain.

Profil & Peta Negara Bahrain: Bendera, Ibukota, Agama, & Bahasa
Ilustrasi bahrain. foto/sitockphoto

tirto.id - Bahrain adalah salah satu negara di Timur Tengah yang terletak di Teluk Persia. Bahrain merupakan negara monarki atau kerajaan. Mereka menyatakan kemerdekaann tahun1971.

Profil negara Bahrain saat ini dipimpin Syekh Hamad bin Isa Al Khalifa. Ia termasuk pemimpin ke-2 sejak negara itu merdeka.

Sebagai suatu peradaban, Bahrain diklaim sudah ada lebih dari 5000 tahunan yang lalu. Bahrain konon menjadi rumah peradaban Dilmun, Tylos, dan Awal. Bahrain menjadi penghubung peradaban bangsa Fenisia (Levant), Mesopotamia (Irak Kuno), dan Nil (Mesir Kuno).

Hal itu tak lepas dari posisi negara Bahrain. Mereka menjadi pusat perdagangan dan titik transit laut antara Timur dan Barat. Dalam perjalanan sejarah, Bahrain dijuluki "Tanah Keabadian" atau "Surga Raya". Alasannya adalah mereka memiliki mata air segar dan ladang pohon palem.

Sejarah modern Bahrain ditandai mulai 1783. Wilayah ini ditaklukan Ahmed Al Fateh alias Sheikh Ahmed bin Muhammad bin Khalifa asal Kuwait. Dinasti Al Khalifa kini masih berkuasa di Bahrain, termasuk ketika dinyatakan merdeka dari Inggris pada tanggal 15 Agustus 1971 hingga berlaku sampai sekarang.

Peta & Ibu Kota Negara Bahrain

Bahrain merupakan salah satu negara terkecil dengan luas wilayah sekira 786,8 km persegi. Situs TitleMax menempatkan Bahrain di urutan 23 sebagai negara terkecil dunia. Hal ini berdasarkan luasan wilayah.

Bahrain terdiri dari 33 pulau. Hanya saja, sekitar 80 persen wilayah keseluruhan berada di dalam Pulau Bahrain (770 kilometer persegi). Ibu Kota Bahrain adalah Manama dan terletak di Pulau Bahrain.

Negara atau Kerajaan Bahrain berada tepat di timur negara Arab Saudi. Daratan kedua negara dihubungkan melalui jembatan King Fahd Causeway, yang memiliki panjang 25 km. King Fahd Causeway diresmikan sejak 1986.

Wilayah Bahrain umumnya merupakan tanah kapur berbatu yang ditutupi bukit pasir kering dan garam. Kecuali di pesisir utara dan barat laut. Negara ini beriklim panas. Kelembaban yang tinggi terjadi saat musim panas. Rata-rata suhu tahunan mencapai sekira 20°-35° celcius.

Sumber daya alam (SDA) utama adalah minyak, gas alam, dan perikanan. Bahkan, Bahrain mengklaim sebagai negara pertama di kawasan yang menemukan minyak mentah pada tahun 1932. Operasi penyulingan minyak dimulai pada tahun 1936.

Peta Timur Tengah

Peta Timur Tengah. wikimedia commons/publik domain

Bendera, Agama, & Bahasa Negara Bahrain

Bahrain memiliki penduduk sekitar 1,5 juta jiwa berdasarkan data terbaru 2024 yang dikeluarkan pemerintah setempat. Demografi Bahrain terbagi dari 374,701 (Bahraini laki-laki), 365,035 (Bahraini perempuan), 610,391 (non-Bahraini laki-laki), serta 238,543 (non-Bahraini perempuan).

Sekitar separuh penduduk Bahrain merupakan etnis Arab-Bahrain. Dilanjutkan Asia (sekitar 43 persen), Afrika (1,4 persen), Amerika Utara (1,1 persen), hingga Eropa (0,8 persen). Sisanya etnis lain.

Mayoritas masyarakat Bahrain memeluk agama Islam. Jumlahnya mencapai sekitar 74,2 persen. Sedangkan agama lain terdiri dari Kristen, Yahudi, Hindu, dan Baha'i. Keseluruhan berjumlah 25,8 persen.

Bahasa Arab adalah bahasa resmi Bahrain. Negara ini memiliki bendera berwarna merah dan putih. Kedua warna dipisahkan oleh segitiga bergerigi. Merah dilambangkan sebagai darah dan pertempuran. Putih memiliki arti perdamaian.

Bendera Bahrain secara umum nampak cukup identik dengan bendera Qatar. Hanya saja, bendera Bahrain memiliki warna lebih terang dibanding warna bendera Qatar yang cenderung gelap (merah maroon).

Selain itu, segitiga berbentuk bergerigi di bendera Bahrain berjumlah 5 alias melambangkan jumlah rukun islam.

Ilustrasi bahrain

Ilustrasi bahrain. foto/IStockphoto

Baca juga artikel terkait TRENDING TOPIC atau tulisan lainnya dari Dicky Setyawan

tirto.id - Edusains
Kontributor: Dicky Setyawan
Penulis: Dicky Setyawan
Editor: Beni Jo & Yulaika Ramadhani