tirto.id - Profil Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) belakangan disorot usai memasukkan nama Presiden Republik Indonesia ke-7, Joko Widodo (Jokowi), sebagai salah satu tokoh terkorup tahun 2024.
Jokowi masuk nominasi tokoh terkorup OCCRP dalam kategori "Person of the Year OCCRP 2024", setelah dinilai melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM), memanipulasi pemilihan umum (pemilu), menjarah sumber daya alam (SDA), hingga pada akhirnya menciptakan konflik akibat ketidakstabilan.
Penilaian itu didasarkan pada penominasian dari masyarakat dan jurnalis, juga penilaian dari sekelompok juri. Adapun penghargaan Person of the Year OCCRP 2024 itu diberikan kepada mereka yang dianggap paling banyak melakukan kerusakan melalui kejahatan terorganisasi dan korupsi.
Selain Jokowi yang menjabat sebagai Presiden RI 2014-2024, nama lain yang masuk nominasi sebagai tokoh terkorup 2024 ialah Presiden Kenya, William Ruto; Mantan Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina; Presiden Nigeria, Bola Ahmed Tinubu; serta pengusaha India Gautam Adani.
Sedangkan Mantan Presiden Suriah yang baru saja digulingkan, Bashar al Assad terpilih sebagai pemenang Person of the Year 2024. Predikat tokoh paling korup itu pernah diberikan untuk mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte (2017), hingga Presiden Rusia, Vladimir Putin (2014).
Profil Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP)
Melansir laman resminya, OCCRP adalah lembaga independen jaringan jurnalis investigasi global khusus kejahatan terorganisir dan korupsi. Sejarah berdirinya OCCRP tidak lepas dari pertemuan dua pendirinya yaitu Drew Sullivan dan Paul Radu. Keduanya pertama kali bertemu dalam pelatihan International Center for Journalists (ICFJ) di Bulgaria pada tahun 2003.
Paul kala itu baru saja mendirikan Romanian Center for Investigative Journalism di Bucharest, Romania, sementara Drew sedang dalam proses memulai Center for Investigative Reporting (CIN) di Sarajevo, Bosnia-Herzegovina.
Beberapa tahun berikutnya, Drew dan Paul melakukan kontak mingguan, bertukar saran tentang keselamatan, keamanan siber, catatan publik, terutama orang-orang yang menjadi perhatian mereka yang berusaha mereka lacak lintas batas. Keduanya menyadari bahwa mereka sering bekerja menangani isu yang sama.
Pada tahun 2005, Paul dan Drew mulai merekrut kolega dari negara-negara kawasan Balkan seperti Bulgaria, Albania, Bosnia-Herzegovina, serta Romania. Tujuan mereka disatukan dalam Power Brokers Project.
Kemudian mereka didanai oleh United Nations Democracy Fund (UNDEF) Dana Demokrasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Lalu lahirlah nama Organized Crime and Corruption Reporting Project atau OCCRP.
"Nama OCCRP berasal dari judul proposal hibah awal kami – bahkan kedengarannya seperti judul proposal hibah. Namun, OCCRP menjadi alat yang kami butuhkan," kata salah satu pendiri OCCRP, Drew Sullivan dilansir dari laman resmi mereka.
OCCRP mulanya membuka kantor di Sarajevo, Bosnia-Herzegovina serta berbagi kantor dengan CIN, yang didirikan Paul Radu. OCCRP lalu berkembang dengan pusat-pusat baru yang bergabung setiap bulan.
OCCRP justru makin berkembang saat Paul sementara harus meninggalkan lembaga tersebut, untuk mengambil beasiswa di Stanford University. Terinspirasi dari Silicon Valley, Paul kemudian merancang berbagai alat baru, salah satunya Investigative Dashboard (ID).
ID merupakan merupakan pusat penelitian virtual yang membantu mengungkap jaringan kejahatan dan korupsi yang kompleks. Hal ini muncul langsung dari kebutuhan untuk memusatkan penelitian dan menemukan cara yang lebih efisien untuk melacak uang di seluruh dunia.
ID dikolaborasikan dengan Google Ideas beberapa tahun kemudian. Di sisi lain, Paul merancang alat pelengkap berupa instrumen visualisasi data yang disebut Visual Investigative Scenarios (VIS). Alat itu menggambarkan jenis jaringan internasional yang kompleks yang terungkap oleh penelitian ID.
Paul dan Drew mendaftarkan Journalism Development Network (JDN) dan menjadikan OCCRP sebagai nama dagang. Mereka membentuk dewan direksi yang mencakup jurnalis yang berpengalaman.
OCCRP terus berkembang hingga membuka cabang di Bucharest, Romania pada 2011, berlokasi bersama dengan RISE Project (salah satu anggota OCCRP yang didirikan bersama oleh Paul).
OCCRP yang mulanya hanya digerakan 6 jurnalis yang bekerja di 5 negara, kemudian mampu merekrut ratusan jurnalis dari berbagai negara. Hingga saat ini, OCCRP memiliki staf di 6 benua.
OCCRP juga menggandeng beberapa mitranya, seperti Arab Reporters for Investigative Journalism (ARIJ), Centro Latino Americano de Investigacion Periodistica (CLIP), dan Radio Free Europe/Radio Liberty (RFE/RL). Lantas OCCRP menjadi anggota Global Investigative Journalism Network (GIJN).
OCCRP Raih Sejumlah Penghargaan
Reputasi OCCRP sebagai lembaga independen investigasi kejahatan terorganisir dan korupsi, makin ditegaskan lewat sejumlah penghargaan. Pada 2011, OCCRP meraih penghargaan Daniel Pearl Award dalam konferensi Global Investigative Journalism Conference (GIJC), dari 70 peserta dari 30 negara.
Daniel Pearl 2011 diberikan kepada OCCRP, setelah mereka mengungkap kasus ‘surga pajak lepas pantai’ seperti di Delaware Amerika Serikat (AS), Kepulauan Cayman, Seychelles, Selandia Baru, Romania, dan Ukraina. Mereka menamai investigasinya sebagai Proyek Offshore Crime Inc dengan melibatkan reporter OCCRP yang menyamar sebagai pengusaha yang ingin menipu pajak tanpa hukuman.
Kemudian OCCRP juga memenangkan Global Shining Award dalam GIJC 2015, usai melakukan investigasi kejahatan terorganisir badan pemerintah, dan bisnis di Montenegro pada 2014. Kasus itu melibatkan Perdana Menteri Montenegro kala itu, Milo Djukanovic.
Lalu penghargaan lainnya seperti European Press Prize pada 2015, Skoll Award for Social Entrepreneurship pada 2020, serta banyak penghargaaan lainnya. Pada 2024 lalu, OCCRP juga meraih beberapa apresiasi, termasuk kerja sama OCCRP dengan sejumlah mitra, antara lain:
- EPPY Awards dari Editor & Publisher.
- Inter American Press Association’s In-Depth Journalism Award.
- DIG Award untuk Best Film in the Investigative - Long category
- The Peter Lisagor Award untuk Best Investigative Reporting
- IJ4EU Impact Award
- Rana Sabbagh - International Center for Journalists Knight Trailblazer Award
- Anand Mangnale - Hans Staiger Investigative Reporting Award dari International Center for Journalists.
Penulis: Dicky Setyawan
Editor: Balqis Fallahnda & Dipna Videlia Putsanra