Menuju konten utama

Profil Letjen Purn TB Silalahi, Eks Menpan yang Meninggal Dunia

Profil dan rekam jejak Letjen Purn TNI Tiopan Bernhard (TB) Silalahi, eks Menpan RI yang meninggal dunia pada Senin (13/11/2023).

Profil Letjen Purn TB Silalahi, Eks Menpan yang Meninggal Dunia
Letjen Purn T.B. Silalahi. FOTO/Wikipedia

tirto.id - Letnan Jenderal Purnawirawan (Letjen Purn) TNI Tiopan Bernhard (TB) Silalahi meninggal dunia pada Senin (13/11/2023). Kabar duka ini dikonfirmasi oleh Yayasan TB Silalahi Center, Selasa (14/11/2023).

Melalui sebuah unggahan di Instagram @Tb.silalahi.center, diumumkan bahwa Letjen Purn. TB. Silalahi meninggal dunia di RS Medistra, Jakarta Selatan. Ia rencananya akan dimakamkan di Hall of Silence di TB Silalahi Center, Balige, Sumatra Utara pada Kamis, 16 November 2023.

Letjen Purn. TB. Silalahi merupakan tokoh negarawan ternama dalam negeri. Selain menjabat sebagai jenderal TNI, TB Silalahi merupakan mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) di era Kabinet Pembangunan.

Tak hanya itu, ia juga dikenal sebagai seorang filantropis dan sosok yang gigih dalam melestarikan budaya Batak. Berikut ini Profil Letjen Purn Tb Silalahi dan rekam jejaknya semasa hidup.

Profil Letjen Purn TB Silalahi

Tiopan Bernhard (TB) Silalahi atau yang kerap disapa Opung Silalahi adalah pria kelahiran Pematang Siantar, 17 April 1938. Dikutip dari situs resmi Yayasan TB. Silalahi, Silalahi kecil merupakan anak desa yang dulunya tumbuh sebagai penggembala kerbau.

Sang ayah meninggal dunia saat usianya masih sangat muda. Hal itu menyebabkan Silalahi harus menahan mimpinya untuk menjadi arsitek dan bergabung ke militer.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Akademi Militer Nasional (AMN) Magelang pada 1961, Silalahi diterima bergabung TNI. Ia berhasil mengembangkan kariernya sebagai prajurit TNI dengan baik dan dengan cepat memperoleh jabatan tinggi.

Menurut catatan dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas), jabatan terakhir Silalahi di militer adalah Asisten I Kasad dengan pangkat Mayor Jenderal pada 1988.

Setelah beberapa tahun menjabat sebagai Mayor Jenderal, Silalahi memutuskan untuk masuk ke pemerintahan. Pada era pemerintahan Presiden Soeharto, ia diangkat menjadi Menpan dan menjabat mulai tahun 1993 hingga 1998.

Selama menjabat sebagai Menpan, Silalahi memperoleh gelar Doktor Kehormatan dari Filipina. Tak hanya itu, ia juga berhasil naik pangkat sebagai Letnan Jenderal.

Setelah Orde Baru berakhir, TB Silalahi tetap aktif di pemerintahan sebagai penasihat senior. Pada 2004, Silalahi bergabung dalam tim kampanye Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Setelah SBY terpilih menjadi Presiden RI, Silalahi menjabat sebagai Penasihat Khusus Kepresidenan.

Besarnya rasa cinta Silalahi kepada budaya Batak, membuat dirinya membangun sebuah yayasan budaya khusus untuk melestarikan budaya asalnya itu. Usai menyelesaikan jabatannya sebagai negarawan, Silalahi mendirikan Yayasan TB Silalahi Center, di Balige.

Yayasan nirlaba itu memang sudah berdiri sejak 7 Agustus 2006, namun baru diresmikan pada 17 April 2008. Yayasan TB Silalahi Center didirikan untuk bergerak di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan.

Tak hanya itu, Yayasan TB Silalahi Center turut mendirikan Museum TB Silalahi yang berisi bukti-bukti perjalanan Silalahi dari kecil hingga menjadi jenderal dan menteri. Museum ini menampilkan koleksi foto, pakaian dinas, hingga penghargaan yang pernah diterima oleh Opung Silalahi.

Pada lokasi yang sama terdapat pula Museum Batak yang menghimpun koleksi-koleksi sejarah peninggalan budaya masyaakat Batak. Museum ini didirikan oleh Silalahi pada 2010 dan diresmikan oleh SBY pada 18 Januari 2011.

Saat ini, Museum Batak dan Museum TB Silalahi menjadi salah satu destinasi wisata budaya dan edukasi ungglan di Kabupaten Toba, Sumatra Utara.

TB Silalahi meninggal dunia pada usia 85 tahun di RS Medistra Jakarta Selatan. Pihak keluarga menyebut penyebab meninggalnya TB Silalahi adalah karena sakit.

Baca juga artikel terkait PROFIL TB SILALAHI atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Iswara N Raditya