Menuju konten utama
Profil Wilayah

Profil Kota Jeddah: Sejarah dan Letak Geografisnya

Profil Kota Jeddah dari sejarah singkat dan letak geografisnya dan peta wilayah.

Profil Kota Jeddah: Sejarah dan Letak Geografisnya
Menara Kontrol Pelabuhan Jeddah. FOTO/istockphoto

tirto.id - Kota Jeddah merupakan salah satu kota yang terletak di Arab Saudi dan disebut sebagai pintu menuju Mekkah.

Dalam bahasa Arab, kata Jeddah sering juga dilafalkan dengan 'Jedda, Jiddah atau Jidda'.

Jeddah menempati posisi sebagai kota pusat perdagangan. Kota Jeddah berperan penting dalam arus transportasi dan perhubungan.

Dilansir dari laman Britannica, peran utama Jeddah dalam sejarah adalah bahwa kota ini merupakan pelabuhan Mekkan.

Pelabuhan utama di wilayah Hejaz tengah, Arab Saudi Barat terletak di Jeddah.

Dengan demikian, Jeddah merupakan tempat sebagian besar peziarah muslim mendarat ketika melaksanakan perjalanan ke kota suci Mekkah dan Madinah.

Sejarah Kota Jeddah

FOTO HL HAJI - Konsulat Hindia Belanda Baru di Jeddah

Gedung baru Konsulat Belanda dan Hindia-Belanda (Indonesia) di Jeddah, Arab Saudi, 1945. FOTO/Daniel van der Meulen

Kota Jeddah memiliki sejarah panjang serta menyimpan berbagai bukti sejarah masa lampau.

Terlebih lagi, Jeddah memiliki posisi sebagai kota yang menghubungkan berbagai jalur perdagangan karena pelabuhan utama terletak di sana.

Dilansir dari laman Britannica, Jeddah sebagai kota komersial diinisiasi oleh Khalifah ʿUthmān, yang pada tahun 646 menjadikan pelabuhan bagi peziarah Muslim yang melintasi Laut Merah. Pada tahun 1916 Jeddah dan garnisun Turkinya menyerah kepada pasukan Inggris.

Setelah itu, Jeddah menjadi bagian dari kerajaan Hijaz hingga tahun 1925, ketika direbut oleh Ibn Saud.

Berlangsungnya perjanjian Jeddah pada tahun 1927 membuat Inggris mengakui kedaulatan Saudi atas wilayah Hijaz dan Najd.

Akhirnya Jeddah dimasukkan sebagai bagian dari wilayah Arab Saudi. Kemudian pada tahun 1947, tembok kota dihancurkan dan berlangsung perluasan wilayah atau ekspansi.

Nama kota ini mengambil dari kata jidda yang berarti “leluhur” atau “nenek”.

Penamaan ini dikarenakan letak makam Hawa yang terkenal berada di Jeddah. Makam tersebut dihancurkan pada tahun 1928 oleh pemerintah Saudi (aliran Wahhabi) yang memandang makam itu berpotensi mendorong syirik (penyembahan berhala).

Usai Perang Dunia II, Jeddah sepenuhnya dimodernisasi dan diperluas dengan kekayaan baru yang diperoleh Arab Saudi dari royalti minyak.

Wilayah pelabuhan Jeddah diperdalam dan diperluas agar dapat menampung kapal-kapal besar dan pabrik desalinisasi dibangun pada awal 1970-an.

Pembangunan tersebut dianggap sebagai yang terbesar di dunia pada saat penyelesaiannya.

Perekonomian kota yang awalnya bergantung pada peziarah dan penangkapan ikan menjadi beragam mencakup pabrik penggilingan baja, kilang minyak, dan pembuatan semen, pakaian, dan tembikar.

Sumbu perekonomian lain yang menghidupi Jeddah berasal dari peternakan sapi, peternakan sapi perah dan banyak industri kecil.

Sebelum tahun 1980-an Jeddah adalah ibu kota diplomatik negara tersebut dan lokasi Kementerian Luar Negeri Saudi serta kedutaan dan misi pemerintah asing.

Pada pertengahan tahun 1980-an, semuanya dipindahkan ke ibu kota Saudi, Riyadh. Sentra pendidikan di bidang ekonomi dan administrasi ditawarkan oleh Universitas King Abdul Aziz, yang didirikan pada tahun 1967.

Jeddah memiliki akses transportasi berupa jalan tol ke Mekah & Madinah serta Bandara Internasional King Abdul Aziz.

Letak Geografis Kota Jeddah

Jeddah terletak di sepanjang Laut Merah, sebelah barat Mekkah. Letaknya yang strategis membuat Jeddah menjadi kota dengan arus perhubungan dan perdagangan yang ramai.

Dikarenakan letaknya yang berdekatan dengan laut membuat Jeddah terkenal dengan kuliner laut dan aktivitas memancing.

Keunggulan letak geografis ini merupakan salah satu faktor yang membuat Jeddah menjadi kota terbesar kedua di Arab Saudi setelah Riyadh.

Dilansir dari laman World Heritage Convention Unesco, sejak abad ke-7 masehi pelabuhan utama telah didirikan di Jeddah sebagai jalur perdagangan Samudera Hindia dan penyaluran barang ke Mekkah. Dua peran signifikan ini membuat Jeddah berkembang pesat menjadi pusat multikultural.

Jeddah sebagai pusat multikultural dicirikan oleh tradisi arsitektur yang khas. Termasuk pula rumah menara yang dibangun pada akhir abad ke-19 oleh elit pedagang kota, dan menggabungkan tradisi bangunan karang pesisir Laut Merah.

Peta lokasi kota Jeddah dapat Anda akses melalui tautan berikut ini.

Peta Kota Jeddah.

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Nurul Azizah

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Nurul Azizah
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Dhita Koesno