tirto.id - Anggota DPR RI Komisi X dari fraksi Partai NasDem Haerul Amri meninggal dunia pada Senin (6/5/2024). Kabar duka ini telah dikonfirmasi oleh Fraksi Partai NasDem DPR RI.
Haerul Amri meninggal dunia saat melakukan kunjungan kerja reses DPR RI di Palembang. Penyebab meninggal Haerul Amri diduga karena serangan jantung dan kelelahan.
Berdasarkan keterangan pers yang dirilis oleh Fraksi NasDem DPR RI, sosok yang dijuluki sebagai Gus Amri itu pingsan setelah makan siang di salah satu rumah makan pindang di Palembang.
"Di rumah makan tersebut Gus Amri mengeluh sakit dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum YK Madira, Kota Palembang," catat Partai NasDem dalam keterangan pers yang rilis di Fraksi NasDem DPR RI, Senin.
Selama perjalanan ke rumah sakit, Gus Amri diketahui sempat siuman dan melantunkan zikir. Sayangnya, Gus Amri dinyatakan meninggal dunia tidak lama kemudian.
Jenazah Haerul Amri segera diterbangkan dari Palembang pada hari yang sama, pukul 20.00 WIB. Rencananya pihak keluarga akan memakamkan Gus Amri di Kompleks Pondok Pesantren Salafiyah Al Hasyim, Desa Tanah Baru, Pakis Jaya, Karawang, pagi ini.
Profil Haerul Amri dan Karier Politiknya
Moh. Haerul Amri atau yang juga dikenal dengan Gus Amri merupakan anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai NasDem. Ia merupakan pria kelahiran Karawang, 13 Oktober 1972.
Haerul Amri lahir dibesarkan di Karawang. Ia menempuh pendidikan formal hingga tamat SMA di kota tersebut. Gus Amri besar di lingkungan penganut Islam yang taat.
Mengutip situs DPR RI, sejak memasuki jenjang SMP, Gus Amri menempuh pendidikan formal di sekolah keagamaan atau madrasah tsanawiyah (MTs) Rawamerta Karawan (1987-1989).
Setelah lulus, ia melanjutkan ke madrasah aliyah negeri (MAN) Babakan Ciwaringi dan lulus pada 1991. Gus Amri kemudian pindah ke Jombang untuk melanjutkan kuliah.
Ia belajar di Fakultas Pertanian Universitas Darul Ulum (UNDAR) dan lulus 8 tahun kemudian pada 1999. Selama menempuh kuliah inilah, Gus Amri mulai berkenalan dengan dunia organisasi dan kegiatan sosial.
Sembari masih menempuh pendidikan di UNDAR, Gus Amri bergabung dengan Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Jombang. Ia menjadi aktivis dan diangkat menjadi Ketua Umum PC PMII Jombang pada 1996.
Satu tahun kemudian, ia ditunjuk menjadi Ketua Pengurus Koordinator Cabang (PKC) PMII Jawa Timur hingga 1999, dan Pengurus Besar PMII pada 2000. Setelah lulus kuliah, ia bergabung dalam Badan Otonom Nahdlatul Ulama (NU), Gerakan Pemuda (GP) Ansor.
Tidak butuh waktu lama untuk Gus Amri menduduki jabatan strategis di GP Ansor. Ia pernah menjabat sebagai bendahara umum dan wakil ketua umum sepanjang 2010 dan 2013 bergabung di organisasi itu.
Sembari menjalankan kegiatan organisasinya, Gus Amri berkerja sebagai manajer keuangan di PT Surya Prima dan PT Surya Larasindo. Ia bekerja di kedua perusahaan itu pada 2010 hingga 2016.
Berbekal pengalamannya berorganisasi selama belasan tahun, Gus Amri bergabung dengan Partai Politik Nasional Demokrat (NasDem). Ia bergabung dalam Garda Pemuda (GP) NasDem dan diangkat menjadi Sekretaris Jenderal pada 2017.
Ia pertama kali menduduki jabatan di parlemen sejak 18 Februari 2022 dalam Pergantian Antar Waktu (PAW). Pelantikannya dilakukan untuk menggantikan Hasan Aminudin yang terkena kasus suap seleksi jabatan kepala desa pada 2021.
Saat dilantik menjadi anggota DPR RI, Gus Amri membawa serta sang ibunda ke Gedung Parlemen untuk menyaksikan dirinya disumpah. Selanjutnya, pada 2019 ia kembali terpilih menjadi anggota DPR RI untuk mewakili daerah pemilihan (dapil) Jawa Timur.
Gus Amri tutup usia pada 51 tahun saat masih berstatus sebagai anggota DPR RI. Ia meninggal dunia karena sakit saat menjalani tugasnya sebagai Anggota Komisi X DPR RI.
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Iswara N Raditya