Menuju konten utama

Presiden Minta Ulama Didik Masyarakat untuk Pandai Pilih Pemimpin

"Tahun ini kita memasuki tahun politik, tahun depan adalah tahun politik, kita harus mengajak masyarakat masuk tahun politik pandai memilih pemimpin," kata Presiden.

Presiden Minta Ulama Didik Masyarakat untuk Pandai Pilih Pemimpin
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan dalam "Halal Bihalal dan Silaturrahim Nasional Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi)" di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/7/2018). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

tirto.id - Presiden Joko Widodo mengajak para ulama agar bisa mendidik masyarakat untuk pandai-pandai memilih pemimpin di tahun politik yang semakin memanas.

"Tahun ini kita memasuki tahun politik, tahun depan adalah tahun politik, kita harus mengajak masyarakat masuk tahun politik pandai memilih pemimpin," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Halal Bihalal dan Silaturrahim Nasional Ulama Muda Indonesia yang tergabung dalam Solidaritas Ulama Muda Jokowi (SAMAWI) di Sentul International Convention Centre (SICC), Sentul, Bogor, Selasa (11/7/2018).

Pada kesempatan itu, ribuan ulama muda Indonesia yang tergabung dalam Solidaritas Ulama Muda Jokowi (SAMAWI) menggelar deklarasi untuk mendukung Joko Widodo untuk meneruskan periode keduanya sebagai Presiden RI.

Presiden berpesan agar ulama memberikan informasi yang benar kepada masyarakat, tetangga, teman, saudara, teman sedaerah, dan siapapun sesuai fakta dan bukti yang ada.

Dalam forum yang dihadiri 15.000 ulama muda dari berbagai provinsi itu, Presiden ingin agar ulama tidak terjebak untuk ikut serta mengabarkan berita bohong, hoax terutama di media sosial.

"Ini harus kita jaga. Dalam pilih pemimpin sampaikan kepada teman dilihat rekam jejak seperti apa, track recordnya, prestasinya apa, kinerjanya apa, jangan sampai mudah masyarakat dihasut, jangan diberi kabar tidak betul, fakta tidak betul," ujarnya.

Menurutnya, memang masyarakat di Tanah Air diberi kebebasan berekspresi, berpendapat, tapi tetap saja ada batasan, tata krama, sopan santun, dan etikanya.

"Jangan sampai diberi kebebasan gampang mudah mencela, gampang cemooh orang lain, itu bukan nilai Islami yang diajarkan Rasulullah," katanya.

Untuk itu, Presiden mengajak seluruh masyarakat khususnya ulama untuk berpikir penuh kecintaan, ke arah positif, dengan prasangka baik.

"Inilah yang akan menjadikan bangsa ini besar, kuat," katanya.

Terlebih berdasarkan perhitungan Bappenas dan berbagai lembaga dunia lain seperti Mckenzie dan Bank Dunia, Indonesia diproyeksikan akan menjadi lima besar ekonomi terkuat di dunia pada 2045

"Memang masih nunggu tapi jalan ke tempat lebih terang sudah lebih kelihatan," kata Jokowi.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani