Menuju konten utama

Presiden Korsel Enggan Ajak Dialog Jika Korut Tak Ubah Sikap

Presiden Moon Jae-in sangat menyesalkan provokasi terbaru Pyongyang, yang dilakukan hanya beberapa hari setelah pemilihan pemerintahan baru di Korea Selatan.

Presiden Korsel Enggan Ajak Dialog Jika Korut Tak Ubah Sikap
Presiden terpilih Korea Selatan Moon Jae-in berbicara kepada pendukung di Lapangan Gwanghwamun di Seoul, Korea Selatan, Selasa (9/5). ANTARA FOTO/Seo Myeong-gon/Yonhap via REUTERS

tirto.id - Peluncuran peluru kendali terbaru Korea Utara menuai kecaman keras dari Presiden baru Korea Selatan, Moon Jae-in, Minggu (14/5/2017). Ia menilai hal itu sebagai pelanggaran jelas" dari resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Moon, yang untuk pertama kali memimpin pertemuan Dewan Keamanan Nasional sebagai presiden dalam menanggapi uji coba rudal tersebut, mengatakan sangat menyesalkan provokasi terbaru Pyongyang, yang dilakukan hanya beberapa hari setelah pemilihan pemerintahan baru di Korea Selatan.

"Presiden mengatakan bahwa Korea Selatan tetap terbuka terhadap kemungkinan dialog dengan Korea Utara, itu hanya mungkin dilakukan jika Korea Utara menunjukkan perubahan sikap, " kata Yoon Young-chan, sekretaris pers Gedung Biru pada sebuah briefing.

Seperti diberitakan sebelumnya, Korea Utara melakukan peluncuran peluru kendali balistik pada Minggu dari daerah dekat pantai barat yang meluncur sejauh 700 kilometer (430 mil), kata militer Korea Selatan.

Uji coba rudal dilakukan hanya beberapa hari setelah pemimpin baru Korea Selatan mulai menjabat yang berjanji untuk terlibat dalam dialog dengan Pyongyang.

Peluru kendali tersebut diluncurkan pada Minggu dari sebuah wilayah yang bernama Kusong terletak di sebelah barat laut Pyongyang, di mana uji coba sebelumnya-Korea Utara meluncurkan peluru kendali jarak menengah yang diyakini akan berkembang, terakhir kali mereka meluncurkan pada Februari lalu.

Jepang mengatakan bahwa peluru kendali tersebut terbang selama 30 menit dan jatuh di laut antara pantai timur semenanjung Korea dan Jepang.

Peluncuran pada Minggu adalah yang pertama dalam dua pekan terakhir sejak mereka mencoba untuk menembakkan sebuah peluru kendali yang berakhir dengan kegagalan beberapa menit setelah peluncuran.

Jepang dengan cepat mengeluarkan sebuah protes. Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga mengatakan bahwa penembakan peluru kendali balistik Korea Utara adalah pelanggaran terhadap resolusi PBB dan bahwa Jepang dengan kuat memrotes aksi tersebut. Perdana Menteri Shinzo Abe mengulangi protes tersebut dalam komentarnya kepada wartawan.

"Peluncuran peluru kendali Korea Utara merupakan ancaman serius bagi negara kami dan pelanggaran yang jelas terhadap resolusi PBB," kata Abe, menambahkan bahwa Jepang akan tetap berhubungan dekat dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan.

Baca juga artikel terkait NUKLIR KOREA UTARA atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari