tirto.id - Presiden FIFA Gianni Infantino berharap agar perang dapat berakhir di dunia. Ia mengajak para pemimpin dunia untuk menghentikan perang dan memulai perdamaian, salah satunya dengan menggunakan sepakbola dan pertandingan piala dunia 2022 di Qatar mendatang.
Dalam sesi makan siang para pemimpin G20 di Bali, Selasa (15/11/2022), Gianni mengatakan bahwa sepakbola tidak hanya membawa manfaat ekonomi, tetapi juga bisa menjadi alat pemersatu bangsa.
Ia mencontohkan 3 juta fans bola dunia akan mendatangi langsung Piala Dunia Qatar dan 5 miliar orang akan menonton via televisi. Ia juga mengatakan bahwa sepakbola bisa menjadi alat untuk membuat kebersamaan publik di tengah tekanan.
"Piala dunia adalah salah satu instrumen untuk membuat masyarakat dunia bersatu dan berbahagia, sesuatu yang dibutuhkan sangat mendalam di tengah tegangan saat ini," kata Gianni, Selasa.
Gianni lantas mengingatkan bahwa ia mengampanyekan perdamaian sebagai perwakilan komunitas sepakbola dunia. Ia memahami bahwa FIFA sebagai organisasi sepakbola fokus pada olahraga, tetapi ia mengingatkan bahwa sepakbola adalah olahraga yang menyatukan dunia.
Ia menceritakan bahwa Rusia sempat menjadi tuan rumah piala dunia 2018 lalu. Ukraina yang berperang sempat mengajukan permohonan untuk menjadi tuan rumah piala dunia 2030 mendatang. Ia pun menyebut piala dunia tahun ini berpotensi untuk membawa nilai positif. Oleh karena itu, ia berharap para pemimpin dunia untuk menghentikan perang dan fokus pada piala dunia.
"Mungkin para pemimpin negara dapat berpikir untuk gencatan senjata selama satu bulan untuk pelaksanaan piala dunia mendatang," kata Gianni.
Gianni lantas menawarkan agar sepakbola menjadi alat awal untuk dunia berdamai. Ia yakin para pemimpin dunia mau berdamai dan ia menawarkan sepakbola sebagai alat perdamaian.
"Anda semua pemimpin yang punya kemampuan untuk memengaruhi sejarah. Sepakbola dan piala dunia menawarkan Anda dan dunia sebuah platform unik untuk menyatukan dan mendamaikan semua di dunia. Mari kita ambil kesempatan ini untuk memulai mengakhiri konflik," kata Gianni.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Restu Diantina Putri