Menuju konten utama

Prediksi Hasil Sidang Isbat Lebaran 2023: Idul Fitri Bisa Sabtu

Prediksi hasil sidang Isbat Lebaran 2023: Idul Fitri Kemenag RI bisa Sabtu 22 April 2023 karena tinggi hilal belum penuhi kriteria MABIMS (belum terlihat).

Prediksi Hasil Sidang Isbat Lebaran 2023: Idul Fitri Bisa Sabtu
Petugas mengamati posisi hilal (bulan) saat dilakukan rukyatul hilal guna menentukan awal bulan Ramadhan 1440 H. di IAIN Madura, Pamekasan, Jawa Timur, Minggu (5/5/2019). Antara Jatim/Saiful Bahri/zk.

tirto.id - Hasil sidang isbat lebaran 2023 diprediksi akan memastikan 1 Syawal 1444 H bertepatan dengan Sabtu, 22 April 2023. Alasannya, data hisab berbagai lembaga, termasuk Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), BMKG, BRIN, hingga Tim Rukyat Hilal Kementerian Agama (Kemenag) RI menunjukkan ketinggian hilal di seluruh Indonesia belum 3 derajat.

Sidang Isbat (Penetapan) 1 Syawal 1444 H akan digelar oleh Kemenag RI pada Kamis, 20 April 2023 di Auditorium HM Rasjidi Kementerian Agama, Jakarta. Sidang ini diawali dengan Seminar Pemaparan Posisi Hilal yang disampaikan Tim Hisab Rukyat Kemenag. Berikutnya, dilanjutkan dengan sidang isbat yang sifatnya tertutup, diikuti pengumuman hasil sidang oleh Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Dalam sidang isbat 1 Syawal 1444 H akan ditetapkan apakah Ramadhan tahun ini akan berlangsung 29 ataukah dibulatkan jadi 30 hari. Jika Ramadhan tetap 29 hari, Idul Fitri akan berlangsung pada Jumat, 21 April 2023. Sementara itu, jika bulan puasa dibulatkan, Idul Fitri akan terjadi pada Sabtu 22 April 2023.

Prediksi Hasil Sidang Isbat Syawal 2023: Idul Fitri Bisa Sabtu

Dalam menentukan 1 Syawal 1444 H, Kementerian Agama berpedoman pada Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah. Dalam fatwa tersebut, dicantumkan bahwa penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah dilakukan berdasarkan metode rukyah dan hisab oleh Pemerintah RI. Penetapan ini berlaku secara nasional.

Standar penentuan bulan baru oleh Kemenag RI adalah kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS). Versi MABIMS, imkanur rukyah (visibilitas hilal) akan terjadi jika posisi hilal saat matahari terbenam mencapai ketinggian 3 derajat, sedangkan sudut elongasinya 6,4 derajat.

Jika ketinggian hilal belum 3 derajat, kemungkinan besar ia tidak dapat dilihat. Pasalnya, hilal dengan tinggi di bawah 3 derajat akan kalah dari cahaya syafaq.

Standar penentuan bulan baru oleh Kemenag RI ini berbeda dengan Muhammadiyah. Organisasi tersebut menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal.

Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah memastikan terjadi bulan baru jika 3 kriteria terpenuhi, yaitu pada hari yang diprediksi sebagai hari terakhir sebuah bulan terjadi ijtimak, dengan waktu ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam, ditambah pada saat terbenamnya matahari posisi bulan berada di atas ufuk.

Dalam data hisab Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah pada Kamis 20 April 2023 atau 29 Ramadhan1444 H, ijtimak jelang Syawal 1444 H terjadi pada pukul 11:15:06 WIB. Tinggi Bulan pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta hari tersebut mencapai +1 derajat 00' 25'', hilal sudah wujud.

Selain itu pada saat matahari terbenam pada hari tersebut bulan berada di atas ufuk. Karena syarat-syarat terjadinya hisab hakiki wujudul hilal sudah terpenuhi pada 29 Ramadhan 1444 H, Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal 1444 H bertepatan dengan Jumat Pahing, 21 April 2023.

Data hisab Muhammadiyah pada Kamis 20 April 2023 tersebut sama dengan data hisab dari lembaga-lembaga lain. BMKG misalnya, menyebutkan pada Kamis (20/4) ketinggian hilal di Indonesia saat matahari terbenam pada 20 April 2023, berkisar antara 0,75 derajat di Merauke, Papua sampai dengan 2,36 derajat di Sabang, Aceh.

Demikian pula terkait sudut elongasi di Indonesia saat matahari terbenam pada 20 April 2023, yang berkisar antara 1,48 derajat di Waris, Papua sampai dengan 3,09 derajat di Sabang, Aceh.

Sementara itu, dikutip dari NU Online, LF PBNU mencatat, tinggi hilal mar'i pada Kamis Legi, 20 April 2023 M (29 Ramadhan) adalah antara 1 derajat 07 menit di Kota Merauke hingga 2 derajat 33 menit di Kota Lhoknga, Provinsi Aceh.

Sudut elongasi hilal pada tanggal tersebut di Indonesia berkisar antara 2 derajat 07 menit di Merauke hingga 3 derajat 48 menit di Kota Lhoknga. Baik ketinggian hilal maupun sudut elongasi bulan sama-sama belum memenuhi kriteria imkan rukyat.

"Posisi hilal pada 29 Ramadhan 1444 H di Indonesia belum memenuhi kriteria imkan rukyah Nahdlatul Ulama," keterangan LF PBNU dalam Seputar Penentuan Idul Fitri 1444 H dalam Pandangan Nahdlatul Ulama.

Senada dengan hal itu, data hisab Tim Hisab Rukyat Kemenag RI juga menyebut pada Kamis, 29 Ramadan 1444 H / 20 April 2023 M, posisi hilal saat matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia berada di atas ufuk. Ketinggian hilal antara 0° 45' sampai 2° 21,6' dengan sudut elongasi antara 1° 28,2' sampai dengan 3° 5,4'.

Nantinya, data hisab itu akan dibandingkan dengan rukyatul hilal yang dilakukan di 123 titik di seluruh Indonesia. Jika membandingkan dengan kriteria MABIMS, hampir dapat dipastikan hilal belum terlihat pada Kamis (20/4). Ini artinya, peluang Kemenag RI menetapkan Idul Fitri pada Sabtu, 22 April 2023 terbuka lebar.

Menteri Agama sendiri sudah menerbitkan Surat Edaran Nomor SE 05 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Hari Raya Idul Fitri Tahun 1444 Hijriah/2023 Masehi. Dalam SE tersebut umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah islamiyah dan torelansi dalam menyikapi kemungkinan perbedaan penetapan 1 Syawal 1444 Hijriah/ 2023 Masehi.

Selain itu, materi khutbah Idul Fitri tahun ini hendaknya disampaikan dengan menjunjung tinggi ukhuwah islamiyah, mengutamakan nilai-nilai toleransi, persatuan dan kesatuan bangsa, serta tidak bermuatan politik praktis.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2023 atau tulisan lainnya dari Fitra Firdaus

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Iswara N Raditya