Menuju konten utama

Prabowo: Saya Kaget, Belum Mulai Sudah Ada Nyoblos di Luar Negeri

"Kaget belum mulai saja sudah ada yang nyoblos-nyoblos di luar negeri," kata Prabowo.

Prabowo: Saya Kaget, Belum Mulai Sudah Ada Nyoblos di Luar Negeri
capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan orasi kebangsaan kampanye akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno saat kamapnye akbar di Jakarta, Minggu (7/4/2019). tirto.id/Andrey gRomicko

tirto.id - Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyinggung soal budaya kecurangan yang sudah mendarah daging di Indonesia. Karena budaya tersebut, Prabowo menilai, Indonesia perlu mengoreksi diri.

Hal tersebut disampaikan Prabowo dalam agenda deklarasi Aliansi Advokat Indonesia Bersatu (AAIB) di Balai Kartini, Jakarta Selatan.

"Jadi kalau ada anggapan bahwa demokrasi bisa diatur-atur, dan ini saya lihat ada kecenderungan di bangsa kita. Kita harus koreksi diri, ada budaya curang di bangsa kita ini. Harus jujur. Benar tidak?" kata Prabowo, Kamis (11/4/2019) malam.

Prabowo mengambil contoh kasus sepak bola di Indonesia, ketika banyak pertandingan sepak bola yang belum mulai namun hasilnya sudah diketahui. Oleh karena itu, bangsa Indonesia dinilai mesti jujur dan koreksi diri.

Selain itu, lanjut Prabowo, budaya curang juga hadir di ruang akademik seperti sekolah-sekolah, di mana ujian belum mulai namun soalnya sudah diketahui.

"Jujurlah siapa di antara kalian yang pernah nyontek? Jadi nyontek di sekolah-sekolag kita itu dianggap kerja sama. Kalau kerja sama, eh, kamu mau lulus sendiri ya? Tapi kalau budaya ini terus, ini yang membuat korupsi di mana-mana,” ungkap dia.

“Proyek dibuat-buat, proyek di-mark up, digelembungkan. Jembatan 100 M, dibilang 200 M. Ini yang namanya perabotan. Jadi kalau saya bicara gini ada yang tanya mana buktinya. Bukti ada di KPK, di BPK, di mana-mana," lanjut dia.

Prabowo melanjutkan lagi, budaya curang juga muncul di pemilu. "Pemilu dijamin jujur, bersih, adil. Kaget belum mulai saja sudah ada yang nyoblos-nyoblos di luar negeri," katanya.

Oleh karena itu, ia berterima kasih dengan advokat Otto Hasibuan yang berinisiatif membawa 3.000 ahli hukum ke acara malam itu. Karena ia percaya advokat-advokat itu memiliki rasa keadilan.

"Karena apa? Karena hukum yang membedakan apakah kita bangsa bandit atau bangsa yang berada. Peradaban berdiri di atas landasan hukum. Membedakan kita bangsa yang bandit, bangsa yang ugal-ugalan atau bangsa yang hidup dengan hukum," katanya.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Politik
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Alexander Haryanto