tirto.id - Calon presiden (capres) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto mengatakan akan mewujudkan swasembada pangan di Indonesia. Hal itu untuk mengantisipasi dampak dari penutupan ekspor pangan.
"Pidato saya selama 20 tahun lebih, sejak jadi tentara aktif saya selalu bicara swasembada pangan," kata dia dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, Jakarta Selatan, Rabu (8/11/2023).
Prabowo mengatakan, swasembada pangan bukan hanya beras melainkan ada pangan lainnya.
Ia menilai, swasembada akan berguna ketika keadaan darurat seperti perang Ukraina yang menyebabkan puluhan negara berhenti melakukan ekspor pangan ke negara lainnya.
"Dan sekarang terbukti dengan perang Ukraina, banyak negara nggak mau jual pangannya. Sudah ada 22 negara yang menghentikan ekspor pangan. Saya tanya, Indonesia mau apa," ucap dia.
Ia menyebut tak ada jalan lain selain swasembada pangan. "Kita pernah capai swasembada pangan berkali-kali, kita optimistis masalah ini akan bisa diselesaikan," tambah Prabowo.
Dengan swasembada pangan, kata Prabowo, Indonesia dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhan karbohidrat dan protein.
Lebih lanjut, Menteri Pertahanan itu menjelaskan, ia pernah memiliki pengalaman pahit saat menentang impor beras. Kala itu, ada seorang ekonom yang bekerja di kantor Kemenko Perekonomian yang menyatakan tak boleh melindungi petani.
"Saat itu saya menghadap Menko Perekonomian, saya itu untuk menentang keras impor beras. Ekonom itu mengatakan bahwa kita tidak boleh melindungi petani kita. Ada kata-kata itu," ucap dia.
Ekonom itu, kata mantan ketua umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), menyebut jika beras Vietnam lebih murah maka akan lebih efisien.
"Seorang ekonom bicara seperti itu, saya sangat sedih. Ini bukan nation building. Dia mengerti teori ekonomi di atas kertas, tidak paham negara merdeka," kata dia.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Reja Hidayat