Menuju konten utama

PPP Tanggapi Video Viral Mbah Moen Sebut Prabowo dalam Doa

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyebutkan jika video viral Mbah Moen yang menyebut nama Prabowo agar terpilih di Pemilu 2019 dalam doa penutup acara zikir bukan doa seutuhnya. Publik diminta melihat video secara keseluruhan.

PPP Tanggapi Video Viral Mbah Moen Sebut Prabowo dalam Doa
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) berjalan bersama capres no urut 02 Prabowo Subianto sebelum mengikuti Debat Pertama Capres & Cawapres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019). ANTARA FOTO/Setneg-Agus Suparto/foc.

tirto.id - Wakil Ketua Umum PPP Arwani Thomafi menanggapi video viral Mbah Moen menyebut nama Prabowo agar terpilih sebagai Presiden dalam Pemilu 2019 yang dibacakan pada doa penutup acara zikir di Pondok Pesantren Al-Anwar, Rembang, Jawa Tengah pada Jumat (1/2/2019).

Arwani yang hadir di acara meluruskan peristiwa tersebut. Menurut dia, seharusnya publik melihat video secara utuh, bukan hanya sebagian saja. Hal ini merujuk adanya dua video yang sebetulnya berasal dari satu video yang menurut Arwani sengaja dipotong dan disebarluaskan.

"Saat ini beredar di publik dua video Mbah Moen berdoa. Dua video tersebut harus dilihat secara utuh, tidak bisa dibaca hanya satu video saja," ujar Arwani dalam keterangan tertulis, Sabtu (2/2/2019).

Seakan menepis adanya doa untuk Prabowo di video pertama, Arwani meminta masyarakat semestinya melihat secara utuh. Arwani mengatakan saat itu Mbah Moen menyebut jelas "Hadza rois (presiden ini) dan mendoakan untuk menjadi presiden kedua kalinya (marrah tsaniyah)."

"Jelas di sini, siapa yang dimaksud menjadi presiden kedua kalinya, tentu merujuk Pak Jokowi. Beliau saat ini menjadi presiden di periode pertama. Kecuali doanya 'menjadi capres kedua kali' maka itu tentu ditujukan ke Pak Prabowo," kata Arwani.

Dalam video kedua, kata Arwani, Mbah Moen menegaskan doanya ditujukan untuk Pak Jokowi, meski terselip nama Prabowo.

"Ini juga menjadi jelas, bahwa Doa yang tadi itu yang isinya mendoakan agar jadi presiden kedua kali itu untuk Jokowi bahkan ditegaskan dua kali dengan menyebut Jokowi dan Joko widodo," jelasnya.

Arwani menilai, kebiasaan mencomot dan memframing video sesuai kehendak dan selera politik tentu keluar dari etika. Ia pun meminta hal seperti ini dihentikan.

"Sebaiknya, kebiasaan tersebut dihentikan karena jauh dari tata krama berpolitik yang sejuk," pungkas Arwani.

Sebelumnya, beredar video viral di media sosial saat KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) membacakan doa penutup pada akhir acara "Sarang Berdzikir untuk Indonesia Maju" di Pondok Pesantren Al-Anwar, Rembang, Jawa Tengah pada Jumat, 1 Februari 2019. Acara tersebut dihadiri langsung oleh petahana Joko Widodo yang didampingi sang istri, Iriana.

Dalam video tersebut, Mbah Moen membacakan doa penutup pada akhir acara. Yang menjadi perhatian, Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu menyebut nama calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dalam doanya, bukan nama Jokowi yang berada di sampingnya.

"Ya Allah, hadza ar rois, hadza rois, Pak Prabowo ij'al ya ilahana," kata Mbah Moen yang membacakan doa sambil melihat secarik kertas kuning yang dia keluarkan dari sakunya.

Diketahui, potongan doa Mbah Moen itu kurang lebih memiliki arti 'ya Allah, inilah pemimpin, inilah pemimpin Prabowo, jadikan, ya Tuhan kami'. Petikan doa yang terselip nama Prabowo itu terekam di menit ke 3 lewat 40 detik dari video berdurasi 6 menit 37 detik.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Bayu Septianto

tirto.id - Politik
Reporter: Bayu Septianto
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno