tirto.id - Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebut elektabilitas Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengalami penurunan dari 4,5 persen menjadi 2,4 persen. Artinya, PPP terancam terdepak dari DPR RI karena tak lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold.
Menanggapi hasil survei SMRC tersebut, Ketua DPP PPP Achmad Baidowi alias Awiek tak sependapat. Menurutnya sejak sejarah lembaga survei berdiri, hampir setiap hasil survei PPP tidak pernah lolos ambang batas parlemen. Namun, kata dia, hasil pemilu selalu berkata lain dengan lolosnya PPP ke Senayan.
"Sebab, faktanya dalam setiap pemilu, PPP selalu lolos ke parlemen. Karena PPP mau ikut pemilu tidak mau ikut survei," kata Awiek saat dihubungi Tirto, Senin (20/3/2023).
Kata Awiek hasil survei selalu dijadikan sebagai semangat untuk bekerja maksimal setiap menuju pemilu.
Ia mengatakan mesin politik PPP hari ini bergerak masif, mulai pendekatan struktur, kultur, dan figur agar suara pada pemilu mendatang lebih maksimal.
"Kami terus melakukan konsolidasi ke semua daerah. Hari ini kami rekrutmen caleg di semua tingkatan, ada banyak tokoh yang bergabung dan itu menjadi modal bagi kami," tutur Awiek.
Dalam survei yang dirilis SMRC, menunjukkan adanya peningkatan sejumlah elektabilitas partai dibandingkan capaian kursi di parlemen pada Pemilu 2019 lalu.
Menurut Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, ada tiga partai yang mengalami peningkatan perolehan suara dari proses Pemilu 2019.
Di antaranya, PDIP dari 19,3 persen di Pemilu 2019 dan saat ini memperoleh 23,4 persen. Kemudian Gerindra di parlemen memiliki 12,6 persen suara dalam survei kali ini 14,1 persen.
Lalu diikuti oleh PKB yang memiliki 9,7 persen di parlemen dan dalam survei ini sebesar 10,3 persen.
Deni menjelaskan peningkatan elektabilitas masih dinikmati oleh tiga partai tersebut. Sementara partai-partai lain mendapatkan dukungan lebih rendah dari perolehan Pemilu 2019.
Seperti Golkar dari 12,3 persen menjadi 9,1 persen, Nasdem dari 9,1 menjadi 7,0 persen, Demokrat dari 7,8 menjadi 5,9 persen, PKS dari 8,2 menjadi 5,7 persen.
Sedangkan, PPP dari 4,5 menjadi 2,4 persen dan PAN harus anjlok dari 6,8 menjadi 1,9 persen. Kedua partai tersebut terancam terdepak dari keluar dari Senayan.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Bayu Septianto