tirto.id - Partai Demokrat masih ditunggu oleh koalisi Indonesia Kerja hingga siang hari Rabu (9/8/2018). Sayangnya, Demokrat tak juga memberi keputusan. Ia pun ditinggalkan oleh partai koalisi Jokowi.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum PPP Romahurmuzyi hari Kamis (9/8/2018). Pria yang kerap disapa Romi ini mengatakan, Susilo Bambang Yudhoyono sempat menghubungi Jokowi, bahwa Partai Demokrat masih berada di tengah-tengah dan belum mengambil keputusan keberpihakan.
"Ada komunikasi terakhir pukul 14.00 WIB. Yang menyampaikan dari Demokrat. Yang kami terima informasinya dari Pak SBY," tegasnya.
Namun, Romi tidak berani menjamin Demokrat akan mengakui hal tersebut. Bila akhirnya Demokrat mengatakan hal sebaliknya, ia pun bisa memaklumi.
"Dari Pak SBY masih 50 persen kemungkinan. Tentu kita tidak bisa menunggu lagi. Ini sudah injury time," katanya lagi.
Akhirnya pada sekitar pukul 16.00 WIB, para ketua umum partai koalisi Indonesia Kerja mulai berdatangan ke Plataran Resto, Menteng, Jakarta. Mereka berkumpul untuk memastikan penandatanganan pencalonan Jokowi sebagai capres dan Ma'ruf Amin sebagai cawapres.
"Setelah mengalami perenungan yang mendalam dan dengan mempertimbangkan masukan-masukan dan saran-saran dari berbagai elemen masyarakat seperti yang saya sebutkan pada bagian awal tadi, maka saya memutuskan dan telah mendapatkan persetujuan dari partai-partai koalisi yaitu koalisi Indonesia Kerja bahwa yang akan mendampingi saya sebagai calon wakil presiden periode 2019-2024 adalah Profesor Doktor Kiai Haji Ma'aruf Amin," kata Jokowi.
Penutupan pintu bagi Demokrat juga disampaikan Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo. Ia menegaskan, semuanya sudah selesai. Padahal, Andi Arief dari kubu Demokrat mengatakan akan mendukung Ma'ruf Amin di dalam cuitan twitternya.
"Saya rasa tidak ada kesempatan lagi. Semua tadi sudah tanda tangan. Tingkat partai koalisi semua sudah tanda tangan dan sudah tertutup," tegas Hary.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Yandri Daniel Damaledo