tirto.id - Bisnis media komunikasi pemerintah Indonesia dinilai cukup besar oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro.
"Lembaga media komunikasi pemerintah punya potensi bisnis yang cukup besar," ucapnya saat ditemui di Kantor Bappenas, Kawasan Taman Surapati, Jakarta, Selasa, (27/12/2016) seperti dikutip dari Antara.
Ia mengatakan lembaga media komunikasi pemerintah memiliki potensi dan prospek bisnis yang cukup besar, utamanya dalam menyuarakan berbagai kebijakan pemerintah secara terintegrasi ke seluruh nusantara dan dunia. Bahkan ke depan, harus mampu bersaing dengan lembaga media komunikasi lain di dunia, seperti Bloomberg dan CNBC.
Lembaga Media komunikasi pemerintah yang dimaksud oleh Menteri Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro ada tiga, antara lain Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, Radio Republik Indonesia (RRI), dan Televisi Republik Indonesia (TVRI).
"Ketiga lembaga tersebut, harus bisa menargetkan dirinya masuk pada level dunia internasional, meski membutuhkan waktu untuk mencapai itu," ucap Menteri.
Ia menambahkan, optimisme itu harus bisa dicapai mengingat ketiga lembaga tersebut sudah memiliki infrastruktur yang memadai, terutama RRI dan TVRI yang sudah tersebar ke seluruh Indonesia.
"Jadi kemampuan ketiganya sangat kuat, sehingga seharusnya bisa dikembangkan secara optimal dan meningkatkan potensi bisnis yang tersedia. Bagi saya, sangat sia-sia jika tidak bisa melihat potensi bisnis dari ketiga lembaga komunikasi besar itu," kata Bambang.
Jika membandingkan dengan dengan infrastruktur media komunikasi lain yang dimiliki pihak swasta, tidak ada stasiun TV yang punya studio sebesar TVRI. Media-media swasta saat ini pun tidak bisa menandinginya, apalagi kalau melihat TVRI pusat di Senayan, sangat luar biasa fasilitasnya, ujarnya.
"Tapi kalau saya masuk ke dalamnya, sedih aja begitu. Kayak tidak terurus. RRI juga. Padahal potensi bisnisnya sangat besar," tegas Kepala Bappenas.
Karena itu, lanjut dia, profesionalitas kerja ketiga lembaga tersebut harus ditingkatkan secara masif dan konsisten. Sehingga ketiganya bisa bersaing menghadapi media-media besar lainnya, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Artinya, kata dia, setiap staf yang tergabung dalam ketiga lembaga tersebut, harus menjunjung tinggi sikap profesional. Tidak boleh lagi asal menulis, memberitakan dan mewartakan berita. Intinya, ada upaya serius yang dilakukan untuk memiliki daya saing tinggi, utamanya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)-nya.
Tanpa SDM berkualitas, mustahil untuk bersaing menghadapi media-media swasta lain. Jadi harus dilakukan langkah-langkah terobosan dan berani untuk menangkap potensi bisnis ketiga lembaga tersebut, pungkasnya.
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh