Menuju konten utama

Polri-KPK Klarifikasi Kesaksian BAP Resmi Novel Baswedan

Selain transparansi penyelidikan, KPK dan Polri juga akan melakukan verifikasi terkait dengan kesaksian korban penyiraman air keras Novel Baswedan.

Polri-KPK Klarifikasi Kesaksian BAP Resmi Novel Baswedan
Agus Rahardjo, Ketua KPK sedang berbicara pada peringatan seratus hari peristiwa penyiraman air keras pada Novel Baswedan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (20/7). tirto.id/Arimacs Wilander

tirto.id - Kepolisian Republik Indonesia akan bekerja sama penuh dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) soal penyelesaian kasus Novel. Selain transparansi penyelidikan, KPK dan Polri juga akan melakukan verifikasi terkait dengan kesaksian korban penyiraman air keras Novel Baswedan.

Ketua KPK Agus Rahardjo mengklaim bahwa ia dan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian sudah membicarakan langkah selanjutnya setelah lawatan ke Singapura. Saat itu polisi beserta dua petinggi KPK – salah satunya Agus Rahardjo juga ikut mendampingi.

Agus mengatakan bahwa Polri sudah meminta bantuan KPK untuk memeriksa hal yang sudah ditemukan Polri. “Nanti kami akan menugaskan beberapa penyidik untuk bekerja sama dengan temen-teman Polri. Kita tunggu aja, mudah-mudahan dalam waktu tidak begitu lama ada titik terang,” jelas Agus pada Jumat (18/8/2017) di Polda Metro Jaya.

Agus mengakui, memang ada beberapa hal yang diberikan oleh Novel kepada teman-teman di KPK. Oleh sebab itu, kerja sama dengan Polri terkait koordinasi penyelidikan Novel Baswedan akan sangat membantu. “Yang diberikan (Novel) kepada kami, kita crosscheck kepada Polri,” kata Agus.

Kapolri Tito Karnavian pun mendukung pernyataan Agus ini. Sampai saat ini, Polri tercatat sudah dua kali meminta kesaksian Novel di Singapura. “Yang sebelumnya, tim sudah berangkat, tapi baru secara lisan,” katanya menjelaskan.

Namun saat kunjungan Senin (14/8/2017) lalu, Novel “sudah di BAP resmi” didampingi oleh Agus Rahardjo dan Kedutaan Besar Republik Indonesia.

“Hasil pemeriksaan ini nanti kita akan kembangkan untuk kita verifikasi,” lanjut Tito.

Menjawab protes Novel Baswedan soal sketsa wajah saksi kunci dalam kasus penyiraman air keras kepada dirinya, Tito sendiri tidak menampik hal tersebut. Tito malah mengatakan bahwa selama ini Polri sudah berupaya sebisa mungkin menjaga para saksi agar tidak banyak terekspos.

“Saya pun di istana juga sampaikan: 'Mohon maaf, sketsa wajah ini tidak bisa saya sampaikan darimana, saksi mana yang menyampaikan–untuk keselamatannya',” ujar Tito.

Baca juga:

Sketsa wajah ini baru akan dibuka secara seutuhnya kepada KPK. Menurut Tito, KPK wajib mendapat akses penuh untuk sketsa wajah yang dibuat penyidik Polri agar bisa mendalami kasus secara maksimal. Ini berkaitan dengan fungsi pengawasan dan klarifikasi yang KPK punya di lapangan.

“Kalau kepada media, kepada publik, ga perlu kita jelaskan. Demi keselamatannya (saksi),” jelasnya lagi.

Untuk langkah berikutnya, senada dengan Agus Rahardjo, Tito juga sudah merencanakan unuk melakukan diskusi dengan tim teknis KPK dan Polri. Baginya, fokus Polri sekarang akan lebih kepada hal teknis di lapangan.

“Teknis dalam pengungkapan kasus lebih penting, dibanding masalah strategis yang nanti larinya ke politik. Lebih baik teknis lapangan,” tegasnya.

Baca juga artikel terkait NOVEL BASWEDAN DISIRAM AIR KERAS atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Hukum
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Yuliana Ratnasari