tirto.id - Jelang Pileg dan Pilpres 2019, Polri akan mengirim personel tambahan untuk memperketat pengamanan logistik di wilayah hukum Polda Papua terutama Nduga dan Paniai. Kedua daerah diprediksi rawan konflik horizontal.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto dalam pernyataan di Jakarta, Kamis (13/9/2018) beralasan penambahan personel Polri untuk memastikan pengiriman logistik Pemilu aman sampai tujuan.
“Tujuan mengetatkan keamanan agar peristiwa penembakan oleh orang tidak dikenal (OTK) tidak terulang lagi,” ujar Setyo.
Selain tambahan personel, Mabes Polri juga mengirimkan tim intelijen untuk mendeteksi dini gerakan separatis.
Selain itu, lanjut Setyo, kondisi geografis Papua yang didominasi oleh pegunungan menjadi tantangan pengiriman logistik. “Kalau pengiriman di wilayah pegunungan itu agak susah. Tapi kami siapkan tim pengamanan untuk mengawal logistik hingga titik akhir," tutur dia.
Belakangan, menurut keterangan polisi, keamanan di Papua terganggu. Pada Rabu (27/6), sekitar pukul 16.00 WIT, kepala Distrik Torere, Obaja Froaro, meninggal dunia setelah diberondong tembakan oleh kelompok OTK.
Penembakan terjadi saat ia bersama sembilan anggota Polri mengawal pengiriman kotak suara. Kaur Binops Satuan Binmas Kabupaten Puncak Jaya Ipda Jesayas H Nusi dan anggota Satuan Sabhara Kabupaten Puncak Jaya Brigpol Sinton Kabarek juga tewas ditembak.
Rombongan kapal cepat yang ingin menuju ke distrik Torere ditembaki oleh OTK dari daratan. Saat itu mereka usai melaksanakan pemungutan suara kepala daerah di TPS Douw 2, Kabupaten Mamberamo Raya, Papua.
Editor: Agung DH