tirto.id -
Seperti diberitakan Antara, Kamis 13 Desember 2018, Head of Analyst PoliticaWave Nadia Shabilla menyebutkan pantauan selama periode 6 – 13 Desember 2018 terdapat 1.162.192 percakapan di media sosial terkait pasangan Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandiaga. Dari angka itu jumlah percakapan pasangan Jokowi-Ma’ruf sebesar 739.206 (63,6 persen), sementara jumlah percakapan tentang Prabowo-Sandiaga sebesar 422.986 (36,4 persen).
Dari sisi sentimen Nadia mengatakan pasangan Jokowi-Ma’ruf meraih persentase percakapan positif sebesar 46 persen, percakapan negatif sebesar 28 persen dan percakapan netral sebesar 26 persen.
Sementara pasangan Prabowo-Sandiaga meraih persentase percakapan positif sebesar 33 persen, percakapan negatif sebesar 12 persen dan percakapan netral sebesar 55 persen. Dari sini, kata Nadia, dapat dilihat perbedaan strategi komunikasi antara kedua pasangan. Pendukung Jokowi-Ma’ruf di media sosial lebih gencar dalam memgomunikasikan isu positif terkait pasangan Jokowi-Ma’ruf dan tidak terlalu mengomunikasikan isu negatif terkait pasangan Prabowo-Sandi.
Sementara para pendukung Prabowo-Sandi lebih banyak mengomunikasikan isu negatif pasangan Jokowi-Ma’ruf daripada mengomunikasikan isu positif dari pasangan Prabowo-Sandi.
Momen kebersamaan Jokowi dengan keluarga di Istana Bogor yang diramaikan oleh tagar #JokowiKeluargaHarmonis turut menyumbang percakapan posifif terhadap Jokowi-Ma'ruf sepanjang 8 - 13 Desember 2018. Publik, khususnya dari kalangan muda, menyoroti interaksi antara Jokowi dengan puteranya, Kaesang, hingga tingkah menggemaskan cucu Jokowi, Jan Ethes, ketika menjawab pertanyaan Jokowi di depan media.
Sementara percakapan negatif terkait Jokowi-Ma’ruf salah satunya dipicu oleh momen Hari HAM Sedunia, dimana terdapat sejumlah kritik dari berbagai kalangan terkait penanganan hukum oleh pemerintahan Jokowi menyangkut isu pelanggaran HAM.
Percakapan positif terkait pasangan Prabowo-Sandiaga pada periode ini diantaranya dipicu oleh adanya gerakan dukungan dari relawan Partai Emak-Emak Pendukung Prabowo-Sandi di sejumlah daerah di Indonesia.
Kelompok relawan ini melakukan aksi sosialisasi dukungan dengan cara keliling beberapa daerah seperti Pasuruan, Serang, Tangerang dan Banyuwangi.nSementara percakapan negatif terkait pasangan ini diantaranya dipicu oleh aksi Prabowo mengecam wartawan dan media, hingga pernyataan Sandiaga Uno terkait membangun infrastruktur tanpa utang yang memicu kritikan dari banyak pihak.
Dalam melakukan analisa media sosial, PoliticaWave telah melakukan filter dan mengeluarkan akun-akun Bot dari proses analisa. Dengan jumlah pemilih muda yang semakin besar di Pilpres 2019, media sosial akan menjadi kanal informasi yang penting untuk menjangkau para pemilih muda.
Menurut Nadia para pemilih muda atau biasa disebut sebagai milenial mengandalkan layar smartphone dan timeline media sosialnya sebagai media informasi utama.