Menuju konten utama

Polisi Sebut Remaja Bunuh Bocah Akibat Terinspirasi Adegan Film

Polres Metro Jakarta Pusat melakukan olah TKP terkait kasus remaja berinisial NF berumur 15 tahun yang diduga membunuh anak berusia 5 tahun karena terinspirasi film yang menampilkan adegan pembunuhan.

Polisi Sebut Remaja Bunuh Bocah Akibat Terinspirasi Adegan Film
Ilustrasi olah TKP. FOTO/iStockphoto.

tirto.id - Polres Metro Jakarta Pusat merilis kasus seorang remaja berumur 15 tahun membunuh anak berusia 5 tahun. Remaja berinisial NF tersebut diduga membunuh korban karena terinspirasi film yang menampilkan adegan pembunuhan.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto mengatakan, Polres Jakarta Pusat menggelar olah TKP terkait insiden pembunuhan anak tersebut.

Berdasarkan hasil olah TKP, pelaku yang berinisial NF membunuh anak umur 5 tahun berinisial APA. Pelaku pun mengaku membunuh anak tersebut karena mendapat inspirasi dari adegan pembunuhan film.

"Pengakuan dari seorang NF dia melakukan dengan kesadaran dan dia terinspirasi oleh film," kata Heru di Polres Metro Jakarta Pusat, Jakarta, Jumat (6/3/2020).

Heru mengatakan, pelaku awalnya mengajak si anak ke dalam kamar mandi. Lalu anak tersebut diminta mengambil mainan di dalam bak mandi. Begitu masuk bak mandi, korban langsung ditenggelamkan. Saat kepala korban muncul, pelaku mencolok leher korban.

Pelaku kemudian menyumpal darah korban dengan tisu begitu darah korban keluar. Korban pun diikat dan disimpan di lemari karena urung dibuang.

"Besoknya pas mau buang dia bingung. Akhirnya dia berangkat ke sekolah pakai seragam. Tapi dia melepas seragam dan melaporkan diri sudah melakukan pembunuhan ke Polsek Taman Sari," kata Heru.

"Setelah dicek TKP di Sawah Besar. Dari Taman Sari menghubungi Sawah Besar lalu dicek ke dalam lemari ada sosok mayat," tutur Heru.

Heru mengatakan, polisi masih mendalami alasan pembunuhan. Namun, berdasarkan penuturan pelaku, NF tidak menyesali telah melakukan pembunuhan tersebut.

"Dia sadar diri dan menyatakan tidak menyesal. Tapi dia merasa puas. Ini butuh pendalaman karena kami butuh psikiater," kata Heru.

Baca juga artikel terkait PEMBUNUHAN atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Hukum
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri