Menuju konten utama

Polisi Masih Awasi Rumah Terduga Teroris Sibolga karena Simpan Bom

Polisi belum memetakan daya ledakan bom bunuh diri di rumah terduga pelaku teroris, karena diduga masih ada bom di dalam rumah.

Polisi Masih Awasi Rumah Terduga Teroris Sibolga karena Simpan Bom
Warga menyaksikan lokasi terjadinya ledakan yang diduga bom saat penggerebekan terduga teroris di kawasan Jalan KH Ahmad Dahlan, Pancuran Bambu, Sibolga Sambas, Kota Siboga, Sumatera Utara, Selasa (12/3/2019). ANTARA FOTO/Jason Gultom/SP/nz

tirto.id - Polisi belum bisa menghitung kerusakan bangunan akibat bom yang diledakkan oleh istri terduga teroris, Husain alias Abu Hamzah, di kediamannya, Jalan KH Ahmad Dahlan, Gang Sekuntum, Pancuran Bambu, Sibolga, Sumatera Utara. Polisi masih mengawasi rumah tersebut, karena ada diduga ada banyak bom di dalamnya.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo

mengatakan, efek ledakan bom ini cukup luas.

"Kami belum menghitung berapa jumlah bangunan yang rusak, dinding rumah tetangga dekat tempat kejadian perkara ada yang jebol, genting bangunan juga rusak," ujar dia di Mabes Polri, Rabu (13/3/2019).

Jenis ledakan diduga low explosive, namun karena jumlah bom banyak, maka mengakibatkan kerusakan di sekitar tempat ledakan.

Dedi melanjutkan kepolisian pun belum memasang garis polisi di sekitar lokasi lantaran dikhawatirkan ada ledakan susulan, mereka juga menduga masih ada bom aktif.

Oleh karena itu, masyarakat dilarang untuk mendekat dan kembali ke rumah untuk sementara waktu. Lebih dari 20 keluarga dari sekitar lokasi kejadian telah dievakuasi.

"Masyarakat dievakuasi hingga lokasi aman, jangan kembali ke rumah demi keselamatan diri. Proses olah tempat kejadian perkara dilakukan sangat hati-hati," ucap Dedi.

Tim Gegana, lanjut dia, yang menjinakkan bom pun menggunakan robot sebab dikhawatirkan ada bom aktif di reruntuhan bangunan. Radius steril dari masyarakat yakni 100 meter dari titik ledakan.

Dedi menambahkan istri Abu Hamzah berusia 30 tahun dan anaknya berusia dua tahun, tewas akibat nekat meledakkan diri. "Tim masih mencoba mengevakuasi tubuh korban," ungkap dia.

Berdasarkan pengakuan Abu Hamzah, ada puluhan bom rakitan di rumahnya dan empat bom dibawa istrinya.

Menurut Dedi, Abu Hamzah memiliki kemampuan memengaruhi kelompok dan tidak mungkin sendirian merakit bom.

"Terduga [Abu Hamzah] memiliki kemampuan merakit bom dalam kelompok tersebut, mereka masih satu jaringan," ujar dia.

Baca juga artikel terkait KASUS TERORISME atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Hukum
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Zakki Amali