tirto.id - Para terduga teroris yang ditangkap kepolisian yakni Rinto alias Putra Syuhada, Panji Kumbara alias Salim Salyo dan Husain alias Abu Hamzah diduga satu jaringan. Mereka menyasar aparat keamanan sebagai target amaliyah atau aksi teror.
"Aparat keamanan jadi sasaran amaliyah. Sasaran amaliyah yakni aparat polisi karena telah mengejar para terduga teroris sejak lama," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, di Mabes Polri, Rabu (13/3/2019).
Ia juga menambahkan penangkapan 3 terduga teroris kota berbeda itu, tidak berkaitan dengan Pemilu 2019. Jaringan tersebut, kata Dedi, berencana meneror saat ada ada kesempatan.
Jaringan itu, lanjut Dedi, berkomunikasi melalui aplikasi WhatsApp dan media sosial. Diduga peristiwa di Sibolga merupakan dampak dari tertangkapnya Rinto dan Panji.
"Mereka masih satu jaringan dan berkomunikasi via grup WhatsApp, email, dan Facebook," ucap dia.
Menurut Dedi, Abu Hamzah memiliki kemampuan memengaruhi kelompok dan tidak mungkin sendirian merakit bom.
"Terduga [Abu Hamzah] memiliki kemampuan merakit bom dalam kelompok tersebut, mereka masih satu jaringan," ujar dia.
Polisi meringkus Panji di Jalan Arteri Supadio, Gang Parit Sembin 2, Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Minggu (10/3/2019) sekitar pukul 15.15 WIB.
Sedangkan Rinto ditangkap di kediamannya di Jalan Sam Ratulangi, Gang Suhada, Kelurahan Penengahan Raya, Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung, Sabtu (9/3/2019).
Kemudian Husain ditangkap di luar rumahnya yang beralamat di Jalan KH Ahmad Dahlan, Gang Sekuntum, Pancuran Bambu, Sibolga, Sumatera Utara, Selasa (12/2/2019).
Penulis: Adi Briantika
Editor: Zakki Amali