tirto.id - PT PLN (Persero) mengumumkan sebanyak 5.734 gardu distribusi listrik di Jabodetabek dan Banten sempat dipadamkan sebab terdampak banjir pada awal tahun 2020.
Sementara sampai Kamis malam, 2 Januari 2020, sebagian dari lima ribuan gardu listrik itu sudah dinyalakan. Hal ini sebagaimana keterangan resmi Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo.
"Hingga pukul 19.00 WIB, PLN telah menyalakan 3.806 gardu distribusi [listrik] dan sebanyak 1.928 gardu masih dipadamkan sementara demi keamanan warga," kata Darmawan pada Kamis (2/1/2020) seperti dilansir Antara.
Darmawan menerangkan, sebelum menyalakan aliran listrik, PLN perlu memastikan bahwa gardu, jaringan, dan instalasi pelanggan dalam kondisi aman. Kata dia, petugas PLN melakukan inspeksi, pembersihan, pengeringan, dan pengecekan gardu distribusi yang terkena dampak banjir, sebelum aliran listrik dipulihkan.
Dia menambahkan PLN baru akan menyalakan aliran listrik setelah penandatanganan berita acara dengan ketua RT/RW atau tokoh masyarakat setempat yang menyatakan instalasi listrik di rumah warga sudah aman.
"Dari sisi pasokan, tidak ada masalah. Namun, kami mohon maaf karena terpaksa harus memadamkan aliran listrik sementara demi keamanan warga," ujar Darmawan.
Darmawan menginformasikan hal itu saat Menteri BUMN Erick Thohir melakukan inspeksi di Posko Siaga Banjir PLN Unit Induk Distribusi, Jakarta untuk memantau pasokan listrik di wilayah terdampak banjir Jabodetabek 2020.
Erick menilai PLN telah melakukan pengaturan pasokan listrik dengan baik saat sejumlah wilayah Jabodetabek dan Banten dilanda banjir.
"Untuk beberapa wilayah yang memang masih mengalami banjir, PLN memadamkan pasokan listrik, itu tentu demi keamanan," ucap Erick.
Erick meminta masyarakat juga menyadari bahwa dalam kondisi gawat darurat, seperti banjir, butuh waktu bagi PLN untuk memulihkan pasokan listrik.
"Kami juga menyadari bahwa dalam kondisi seperti ini listrik sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Saya lihat PLN juga telah semaksimal mungkin untuk berusaha menyalakan listrik untuk daerah yang sudah aman," ujar Erick.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sampai pukul 21.00 WIB, Kamis malam (2/1/2020), tercatat ada 30 korban tewas di kawasan terdampak banjir Jabodetabek.
Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo menyatakan korban terbanyak akibat banjir berasal dari Kabupaten Bogor, yakni mencapai 11 orang. Tujuh korban tewas juga ditemukan di kawasan terdampak banjir di Jakarta Timur.
Sedangkan korban tewas yang lain ditemukan Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Kota Bekasi, Kota Depok, Kabupaten Bekasi, Kota Bogor dan Kota Tangerang.
"Sedang dari penyebabnya, 17 orang meninggal karena terseret arus banjir, 5 orang tertimbun longsor, 5 orang tersengat listrik dan 3 orang hipotermia," kata Agus.
- Korban Tewas Banjir Jabodetabek Capai 30 Orang per 2 Januari Malam
- Banjir Karawang 2020 Landa 15 Desa, Ada 7,9 Ribu Warga Terdampak
- Pemkot Depok Tetapkan Tanggap Darurat Banjir Hingga 14 Januari 2020
- Dampak Banjir Lebak 2020: Tiga Korban Tewas dan Ratusan Rumah Rusak
- Banjir Setinggi Dua Meter Menggenagi Kampung Pulo
- Menjala di Sela-Sela Banjir Jakarta
Editor: Agung DH