tirto.id - Banjir bandang yang melanda kawasan Kabupaten Lebak, Banten pada awal tahun 2020 mengakibatkan korban jiwa. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak menerima laporan banjir pada 1 Januari 2020 itu mengakibatkan 3 orang tewas.
Kepala Pelaksana BPBD Lebak, Kaprawi mengatakan tiga korban tersebut meninggal dunia karena terseret luapan Sungai Ciberang saat banjir bandang terjadi.
"Ketiga warga itu sudah dimakamkan oleh keluarganya," kata Kaprawi, Kamis (2/1/2020) seperti dilansir Antara.
Tiga korban tewas tersebut atas nama Uding, Arsad dan Rizki. Rumah mereka hanya beberapa meter dari tepian Sungai Ciberang.
"Semua warga korban jiwa itu warga [kecamatan] Lebak Gedong," ujar Kaprawi.
Menurut Kaprawi, banjir bandang tidak memakan banyak korban jiwa karena terjadi pada pagi hari, sekitar pukul 06.00 WIB. Banyak warga berhasil cepat menyelamatkan diri saat banjir datang.
"Kami tidak membayangkan jika bencana banjir bandang itu terjadi malam hari," kata Kaprawi.
Kaprawi menambahkan, berdasarkan data yang dikumpulkan BPBD Lebak, banjir bandang di awal tahun merendam 2.167 rumah. Selain itu, banjir bandang juga mengakibatkan 306 rumah rusak berat dan 274 lainnya rusak ringan.
Dia mencatat banjir bandang melanda kawasan enam kecamatan di Lebak, yakni Lebak Gedong, Cipanas, Sajira, Maja, Curugbitung dan Cimarga. Kebanyakan korban banjir bermukim tidak jauh dari aliran Sungai Ciberang.
Data BPBD Lebak juga menunjukkan 20 jembatan putus akibat banjir bandang dan longsor di enam kecamatan itu.
"Akibat jembatan putus kini masyarakat yang dilanda bencana alam terisolir," kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Lebak, Madias pada hari ini.
Kegiatan masyarakat lumpuh karena jembatan yang menghubungkan antar-desa dan antar-kecamatan tidak bisa dilintasi kendaraan. Sebanyak 20 jembatan yang putus itu terdiri dari jembatan permanen dan jembatan gantung di Kecamatan Sajira, Cipanas, Maja, Curugbitung, Lebak Gedong dan Cimarga.
Sejumlah warga Kecamatan Cipanas mengaku bahwa mereka yang rumahnya berdekatan dengan Sungai Ciberang terpaksa mengungsi ke kediaman kerabatnya guna menghindari ancaman banjir susulan. Sebab, curah hujan di daerah itu cenderung meningkat.
"Kami belum bisa kembali ke rumah guna menghindari bencana banjir bandang itu," kata Ujang, warga Desa Luhur Jaya, Kecamatan Cipanas, Lebak.