tirto.id - Plh Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum menyebut pembabatan hutan di hulu sungai menjadi salah satu penyebab banjir di Kabupaten Garut.
"Hutan produktif harus rasional sehingga pada saat hujan datang tidak berdampak seperti ini," kata Uu Ruzhanul Ulum saat meninjau daerah terdampak banjir di Garut Kota, Kabupaten Garut, Minggu (17/7/2022).
Menurut Uu, penanganan banjir harus dilakukan melalui edukasi masyarakat di wilayah hulu sungai, terlebih ada laporan alih fungsi lahan di hulu sungai. Ia juga menekankan pentingnya penegakan hukum berupa sanksi terhadap para perusak lingkungan baik perorangan maupun korporasi.
Uu mengatakan warga Kampung Dayeuhandap bukan pertama kalinya mengalami musibah banjir. Ia meminta warga agar bersedia pindah lokasi hunian ke daerah yang lebih aman.
"Kami meminta kepada masyarakat, khususnya yang ada di sepanjang sungai ini, daerah yang dianggap berbahaya, mohon kesadarannya agar pindah ke tempat yang lebih aman," ujarnya.
Usulan pemindahan itu sudah ditanyakan langsung oleh Uu kepada masyarakat. Hasilnya ada yang menerima, ada juga yang menolak, alasannya karena tanah pribadi.
"Diminta pindah bukan berarti tanahnya akan diambil oleh pemerintah, akan tetapi demi keselamatan," katanya.
Uu dalam kunjungannya menyerahkan bantuan penanggulangan bencana banjir dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat sebesar Rp198.650.550 dan CSR dari BJB senilai Rp100 juta. Selanjutnya bantuan suplai sembako, lauk pauk, air minum, tambahan gizi, kebutuhan anak-anak, selimut, dan alat kebersihan dari BPBD Jabar.
UU juga memastikan perbaikan jembatan penghubung kampung yang terputus akibat banjir menjadi prioritas. Hal itu agar masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa.
"Sebenarnya pemerintah sudah ada program untuk merevitalisasi sungai ini. Namun dikarenakan adanya jembatan yang hancur, tidak menutup kemungkinan anggaran yang ada akan dialokasikan untuk perbaikan jembatan tersebut," kata dia.