tirto.id - Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, Johnny G Plate menyebut, wacana reshuffle yang disampaikan Presiden Joko Widodo mengarahkan ke menteri yang hendak maju menjadi bakal calon presiden. Hal itu sebagai sanggahan bahwa para menteri dari Nasdem hendak di-reshuffle karena menjadikan Anies Baswedan sebagai kandidat.
“Sekarang kalau kita bicara situasi, kan, ada menteri yang juga berpotensi menjadi capres. Nanti kepada menteri yang bersangkutan mau fokus ke mana? Mau jadi menteri atau capres?" kata Plate di Gedung DPP Partai Nasdem pada Senin (17/10/2022).
Plate menambahkan, “Apabila yang bersangkutan fokus pada capres, maka akan meletakkan jabatannya sebagai menteri. Di situasi seperti itu reshuffle kabinet namanya dan itu normal.”
Namun ia mengembalikan hal itu kepada Presiden Jokowi yang menurutnya memiliki pertimbangan sendiri. Jokowi bisa mempertimbangkan untuk mempertahankan menteri yang ingin menjadi capres atau melepaskannya.
“Kalau presiden setiap saat dapat melakukan reshuffle kabinet. Itu kewenangan presiden. Karena apabila presiden ingin mempertahankan menteri dan tetap menjadi capres, hanya presiden yang bisa menilai tolak ukur efektifitasnya. Kalau presiden ingin mentolerir, why not?" terangnya.
Presiden Jokowi sempat menggulirkan wacana reshuffle usai Anies Baswedan ditetapkan menjadi capres dari Partai Nasdem. Meski demikian, Jokowi belum memutuskan kapan reshuffle berjalan.
“Rencana selalu ada. Pelaksanaan nanti diputuskan," ujar Jokowi singkat usai peninjauan di kawasan infrastruktur PT Kereta Cepat Indonesia-China, Cileunyi, Bandung, Kamis (13/10/2022).
Wacana Jokowi didukung Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto yang menyebut Nasdem memilih sosok antitesis Jokowi.
“Pak Jokowi perlu menteri yang loyal dan solid untuk bekerja bersama demi menyelesaikan masalah rakyat. Supaya nanti di Pemilu 2024 dalam kondisi sense of happines yang tinggi karena kabinet selesai dengan capaian sejumlah prestasi," jelasnya.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Abdul Aziz