tirto.id - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak rela jika Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi calon wakil presiden mendampingi Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres 2019.
Sikap itu disampaikan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera ketika menghadiri acara rilis survei Cyrus Network, Kamis (19/4/2018). Ketidakrelaan muncul karena PKS memprioritaskan kadernya menjadi kandidat di pemilu mendatang.
"Kalau melihat kondisi sekarang tidak rela [Anies menjadi cawapres Prabowo]. Tetapi 4-10 Agustus 2018 [masa pendaftaran kandidat pemilu 2019] itu masih panjang, anything can happen," ujar Mardani di kawasan Menteng, Jakarta.
Dalam survei yang dilakukan Cyrus Network pada 27 Maret - 3 April 2018, Anies unggul ketika pertanyaan sosok cawapres ideal bagi Prabowo diajukan ke responden. Ia meraih 15,3 persen dukungan dari 1.230 responden yang terlibat.
Nama Anies juga muncul sebagai sosok yang dianggap pantas menjadi cawapres Joko Widodo (Jokowi) pada pemilu mendatang. Namun, dukungan baginya untuk menjadi cawapres Jokowi hanya 9,1 persen.
"Begini, ada [tokoh politik] yang mau maju, ada mau menang. Mau maju dan menang itu bukan perkara mudah. Sebagian mau maju saja untuk menjaga cartel effect agar partai kita naik. Kami berharap maju dan menang," ujar Mardani.
PKS telah memiliki 9 kandidat presiden dan wakil presiden yang merupakan kadernya sendiri. Nama-nama kesembilan tokoh itu diusulkan menjadi calon yang maju di pemilu oleh Majelis Syuro PKS.
Kesembilan nama kader PKS yang masuk bursa kandidat itu adalah Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Anis Matta, Irwan Prayitno, Mohamad Sohibul Iman, Salim Segaf Al'Jufrie, Tifatul Sembiring, Al Muzammil Yusuf, Mardani Ali Sera.
"9 nama capres dan cawapres itu sebenarnya menunjukkan urutan, yang memilih kader PKS. Tetapi beberapa mengatakan kenapa Kang Aher tinggi [dukungannya] karena mayoritas kader PKS di Jawa Barat," ujar Mardani.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Alexander Haryanto