tirto.id - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera melihat tak ada pembagian tugas yang jelas dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap 12 staf khususnya yang baru ditunjuk pada Kamis (22/11/2019) petang kemarin.
Akibatnya, kata Mardani, jabatan-jabatan ini berpotensi tumpang tindih dengan struktur pembantu presiden yang sudah ada seperti menteri, Sekretaris Kabinet dan Kantor Staf Presiden (KSP).
"Tanpa pembagian tugas yang jelas, posisi staf khusus ini akan tumpang tindih dengan struktur yang sudah ada," kata Mardani kepada reporter Tirto, Jumat (22/11/2019).
Mardani memang mengakui langkah Jokowi dengan menggandeng anak muda, perempuan, hingga difabel sebagai staf khusus. Mardani pun tidak mau berburuk sangka lebih dulu. Ia memilih menanti presiden menyampaikan penjelasan mengenai tupoksi para staf khusus ini.
Namun, ditegaskan Mardani tanpa ada tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang jelas, staf khusus ini hanya akan berfungsi sebagai "hiasan" saja.
"Tanpa kejelasan tupoksi, bisa jadi aksesoris semata," ujar Mardani.
Sebanyak 12 orang telah ditunjuk Jokowi sebagai staf khususnya. Dari jumlah itu, tujuh orang merupakan wajah baru dan berasal dari kalangan milenial.
Di antaranya Putri Indahsari Tanjung, Adamas Belva Syah Devara, Ayu Kartika Dewi, Angkie Yudistia, Gracia Billy Yosaphat Membrasar, Aminuddin Ma'ruf, dan Andri Taufan Garuda Putra.
Dua wajah baru lainnya adalah politikus PDI-P Arief Budimanta dan politikus Partai Solidaritas Indonesia Dini Shani Purwono. Namun, keduanya tak ikut diperkenalkan karena dianggap tak mewakili kalangan milenial.
Selain itu, Jokowi juga menunjuk sejumlah wajah lama kembali menjadi staf khusus, yakni Diaz Hendropriyono, Sukardi Rinakit, dan Ari Dwipayana.
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Maya Saputri