Menuju konten utama

PKB Undang Kiai Sepuh dan Ketua Umum PBNU di Harlah ke-25 Besok

Pada Harlah PKB di Solo besok, para kiai dan santri yang hadir akan menjadi ajang representasi bahwa PKB tidak pernah lepas dari pesantren.

PKB Undang Kiai Sepuh dan Ketua Umum PBNU di Harlah ke-25 Besok
Ketua DPP PKB Yusuf Chudlori (tengah) memberikan keterangan kepada wartawan usai Rapat Pleno Pemenangan Pilpres dan Pileg di Kantor DPP PKB, Jakarta, Senin (19/6/2023). ANTARA FOTO/Fauzan/rwa.

tirto.id - Ketua DPP PKB Bidang Pendidikan dan Pesantren, Yusuf Chudlori mengungkapkan pelaksanaan Hari Lahir (Harlah) ke-25 PKB akan dijalankan bersamaan dengan perayaan satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) di Stadion Manahan, Kota Surakarta pada Minggu (23/7/2023).

Sebagai bentuk pelaksanaan, pihak PKB juga mengundang sejumlah pimpinan pesantren dan kiai NU dari sejumlah daerah. Kehadiran para kiai dan tokoh agama tersebut sebagai bentuk klaim bahwa PKB masih berada dan bersama NU hingga saat ini.

“Kehadiran para kiai sepuh ini menjadi penanda jika PKB tidak bisa dilepaskan dari para alim-ulama yang membidani kelahiran partai. Kehadiran para kiai khos ini juga menjadi penegas PKB sebagai partai yang menjadi pintu perjuangan para alim ulama dalam mewarnai berbagai kebijakan bangsa,” kata Yusuf Chudlori dalam keterangannya pada Sabtu (22/7/2023).

Di antara nama besar kiai sepuh yang akan hadir dalam Harlah PKB ke-25 antara lain: Rais Syuriah PWNU Jawa Timur KH Anwar Mansur (Lirboyo), Wakil Rais Aam PBNU KH Anwar Iskandar (Al Amien, Kediri), KH Nurul Huda Djazuli (Ploso), dan KH Agoes Ali Masyhuri (Tulangan). Selain itu, juga hadir para ibu nyai seperti Nyai Badriyah Djazuli, Nyai Lilik Cholidah Badrus, dan Nyai Djuwairiyah Fawaid As’ad.

“Kehadiran beliau-beliau ini tentu sangat berarti dan kami mengucapkan terima kasih karena di tengah kesibukan beliau-beliau mendidik santri masih menyempatkan diri untuk khidmah bersama PKB,” jelasnya.

Yusuf menegaskan bahwa para kiai dan santri yang hadir akan menjadi ajang representasi bahwa PKB tidak pernah lepas dari pesantren. Menurutnya, PKB juga lahir dari pesantren-pesantren di Indonesia yang juga menjadi basis konstituen PKB selama ini.

“PKB ini memang lahir dari pesantren dan menjadi alat perjuangan pesantren untuk Indonesia,” jelasnya.

Menurutnya PKB tidak bisa dilepaskan dari NU, sebaliknya NU juga tidak bisa meninggalkan PKB karena ikatan sejarah, nilai, hingga aktor perjuangan yang hampir sama. Sebelumnya, PKB dan PBNU kerap diembuskan isu perpecahan dan perbedaan pendapat baik antara Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dengan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf.

“PKB dan NU ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Kehadiran dua entitas besar ini merupakan aset bagi Indonesia untuk menciptakan kerukunan, perdamaian, dan kesejahteraan bagi anak bangsa,” terangnya.

Sebelumnya, Ketua DPP PKB Cucun Syamsurijal mengatakan pihaknya turut mengundang Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya hadir ke hari ulang tahun (harlah) ke-25 PKB. Cucun berharap Gus Yahya hadir di acara partainya. Apalagi, harlah tersebut masih bersamaan satu abad NU.

"Ya mudah-mudahan beliau bisa hadir. Semua elite bangsa kita akan diundang, masalah kehadiran beliau-beliau tergantung yang konfirmasinya," kata Cucun.

Baca juga artikel terkait HARLAH PKB atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Politik
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Maya Saputri