Menuju konten utama

PKB & PPP Anggap Wajar Jokowi Minta Dukungan di Pilpres 2019

Arsul Sani menganggap Jokowi sedang meneguhkan diri untuk kembali menjadi Capres di 2019 nanti.

PKB & PPP Anggap Wajar Jokowi Minta Dukungan di Pilpres 2019
Presiden Joko Widodo didampingi Mensesneg Pratikno (kanan), bersiap memberi keterangan pers di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (3/9/2017). ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

tirto.id - Dua partai koalisi pemerintah, PKB dan PPP menganggap ajakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Relawan Projo (Pro Jokowi) untuk bersiap menghadapi Pilpres 2019 adalah hal yang wajar.

Sekjen PPP Arsul Sani menganggap dengan ajakan tersebut, Jokowi sedang meneguhkan diri untuk kembali menjadi Capres di 2019 nanti. Menurutnya itu bukan suatu masalah, justru baik.

"Tinggal capres yang lain memulai saja," kata Arsul di Komplek DPR Senayan, Rabu (6/9/2017).

Selanjutnya, Arsul mengatakan perkara etika dalam politik yang menyangkut seorang figur merupakan sebuah hal yang parsial. Menurutnya, hal itu berbeda dengan hukum yang dasar pasalnya jelas.

"Kalau yang suka dengan Pak Jokowi akan bilang biasa saja. Tapi kalau yang enggak suka Pak Jokowi akan bilang enggak etis," kata Arsul.

Sementara, Sekjen PKB Abdul Kadir Karding mengatakan selama KPU belum membuat peraturan tertulis, maka tidak perlu mempersoalkan status kehadiran Jokowi di Rakernas Projo.

"Projo itu relawan Pak Jokowi , jadi saya kira itu bagian cara Pak Jokowi memotivasi relawannya," kata Karding kepada Tirto, Rabu (6/9).

Dirinya pun tidak menganggap Jokowi takut elektabilitasnya anjlok setelah dihajar banyak isu. Karena, survei Jokowi masih baik sampai saat ini.

Sebaliknya, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon menganggap ajakan Presiden Jokowi kepada Relawan Projo untuk bersiap menghadapi Pilpres 2019 sebagai sebuah keanehan. Menurutnya, baru Jokowi presiden Indonesia yang membicarakan Pilpres saat masih menjabat.

"Kalau orang lain yang ngomong sih bisa tapi bagi seorang presiden biasanya tidak lazim kecuali itu pertemuan tertutup, ini kan pertemuan terbuka. Nah dia datang ke situ sebagai apa? Apakah sebagai presiden atau sebagai calon presiden?," kata Fadli di Komplek DPR Senayan, Selasa (5/9).

Fadli menganggap, seharusnya seorang presiden menyelesaikan amanahnya mengurusi negara selama masa jabatannya masih berlangsung. Bukan membicarakan suksesi kepemimpinan periode selanjutnya.

"Yang jelas sekarang waktu yang sangat sedikit kurang lebih 2 tahun bahkan kurang dari 2 tahun harusnya fokus pada janji politik pada waktu itu dan janji itu cukup banyak yah," kata Fadli.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Alexander Haryanto