Menuju konten utama

Pilkada Tangsel: Trah Ma'ruf & Prabowo Kalah oleh Dinasti Ratu Atut

Hasil sementara dari Pilkada Tangsel 2020 menunjukkan dinasti Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto berhasil ditumbangkan oleh dinasti Ratu Atut.

Pilkada Tangsel: Trah Ma'ruf & Prabowo Kalah oleh Dinasti Ratu Atut
Tiga pasang Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang Selatan menunjukan nomor urutnya di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (24/9/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal.

tirto.id - Kontestasi Pilkada 2020 di Tangerang Selatan, Banten—yang oleh banyak pihak dianggap bak arena pertarungan antardinasti—kini telah mengeluarkan hasil sementara.

Berdasarkan versi hitung cepat Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan perolehan 56,63 persen per Sabtu (12/12/2020) dini hari pukul 01.53 WIB, pasangan calon nomor urut 03 Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan memimpin perolehan suara sementara sebesar 40,6 persen.

Pasangan Benyamin-Pilar memiliki jumlah suara lebih banyak dari dua pasangan lain, Muhamad-Rahayu Saraswati D Djojohadikusumo (35,5 persen) dan Siti Nur Azizah Ma'ruf-Ruhamaben (23,9 persen).

Pilar Saga Ichsan adalah keponakan dari mantan Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah, salah satu penguasa Banten yang pada 2013 tersandung kasus korupsi. Pilar dan Benyamin diusung oleh 4 partai: Golkar, PPP, PBB, dan Gelora.

Sementara Saras merupakan keponakan dari Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Saras dan Muhamad maju dengan nomor urut 01 dan disokong Gerindra, PDIP, PAN dan PSI, serta Hanura.

Selain itu, nama lain yang cukup mencuri perhatian adalah Siti Nur Azizah Ma'ruf yang merupakan anak dari Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin. Siti maju bersama Ruhamaben dengan sokongan dari Demokrat, PKS, dan PKB.

Hasil sementara dari Pilkada Tangsel 2020 menunjukkan: dinasti Ma'ruf dan Prabowo Subianto berhasil ditumbangkan oleh dinasti Ratu Atut.

Jor-Joran Kampanye

Berdasarkan data dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang diperoleh dari KPK, harta kekayaan milik Paslon 01: Muhammad sebesar Rp5.194.398.261 sementara Rahayu sebesar Rp25.531.686.127.

Paslon 02: Siti Nur Azizah memiliki kekayaan sebesar Rp17.011.825.862 dan Ruhamaben Rp19.750.000.000.

Paslon 03: Benyamin Devnie memiliki kekayaan sebesar Rp3.484.525.626 dan Pilar sebesar Rp 28.063.872.562.

Berdasarkan dari Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye (LPSDK) yang diterima KPU Tangerang Selatan, dana kampanye Paslon 01: Muhamad - Rahayu Saraswati dengan total Rp1.366.500.000.

Paslon 02: Siti Nur Azizah - Ruhamaben dengan total Rp1.300.000.000

Paslon 03: Benyamin Davnie - Pilar Saga Ichsan dengan total Rp1.050.000.000

Jika ditelusuri, sebenarnya jejak politik dinasti bukan hal baru di Tangsel. Hal itu bahkan sudah mendarah daging setidaknya dua dekade terakhir.

Dimulai dari Airin Rachmi Diany, Wali Kota Tangsel yang menjabat sejak April 2011. Suaminya, Tubagus Chaeri Wardana—atau yang akrab disapa Wawan—seorang taipan yang justru tersangkut kasus megakorupsi pada 2013 lalu, adalah anak Tubagus Chasan Shohib, seorang “oligark terkuat di Banten”—mengutip penelitian LIPI. Ia kerap menggunakan jawara untuk membangun kekuasaan di seluruh Provinsi Banten.

Chasan memiliki empat orang anak: Ratu Atut Chosiyah, Ratu Tatu Chasan, Tubagus Chaeri Wardana, dan Tubagus Haerul Jaman—anak tiri. Semua anaknya menduduki jabatan strategis di Provinsi Banten.

Ratu Atut Chosiyah adalah mantan Gubernur Banten yang menjabat sejak 2007 dan terkena skandal korupsi pada 2014. Ratu Tatu Chasan, pernah menjadi Wakil Bupati Serang sejak 2010 dan saat ini menduduki kursi Bupati Serang sejak 2016. Wawan adalah suami Airin. Sedangkan Tubagus Haerul pernah menjabat sebagai Wali Kota Serang sejak 2011 sampai 2018.

Nama-nama di atas adalah jejaring politik dinasti Banten generasi kedua. Selanjutnya, ada pula jejak politik dinasti Ratu Atut pada generasi ketiga.

Ratu Atut punya seorang anak laki-laki bernama Andik Hazrumy. Dia adalah Wakil Gubernur Banten, menjabat sejak 2017. Adiknya Atut, Ratu Tatu, juga punya seorang anak lelaki bernama Pilar Saga Ichsan.

Di kubu paslon lain yakni Saras, selain keponakan Prabowo, dia adalah putri Hashim Djojohadikusumo, salah satu taipan terkenal Indonesia. Saras mendaftarkan diri sebagai Wakil Wali Kota, mendampingi Muhammad yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Daerah Tangsel.

Kontestan lain adalah Siti Nur Azizah Ma’ruf, putri Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Ma’ruf orang asli Banten, walau kalah suara saat Pilpres lalu. Ia resmi mendaftarkan diri sebagai Wali Kota Tangsel didampingi Ruhamaben, mantan Direktur PT Pembangunan Investasi Tangerang Selatan (PITS)—BUMD.

Rival Akui Keok, Salah Satunya Terjegal Kasus Edhy?

Siti Nur Azizah sendiri mengakui bahwa banyak keterbatasan yang dimiliki oleh dirinya dan Ruhamaben dalam mengikuti serangkaian proses Pilkada Tangsel 2020. Salah satunya, ruang dan waktu yang terbatas karena situasi pandemi Covid-19.

“Namun demikian masa kampanye yang menarik saat ini, kami sudah berupaya membangun narasi demokrasi yang baik dan politik idealis,” kata Azizah kepada wartawan Tirto lewat pesan teks, Jumat (11/12/2020) sore.

Azizah juga menduga, salah satu faktor kekalahannya karena kuatnya “intervensi politik lokal” yang dilakukan para kompetitornya yang sudah menguasai jaringan politik, sumber daya anggaran, hingga program APBD.

Ia tak menyebut spesifik siapa kompetitor yang ia maksud. Namun, jika mengacu kepada tokoh petahana, Benyamin Davnie adalah Wakil Wali Kota Tangsel dan Muhammad adalah Sekretaris Daerah Tangsel.

“Harusnya ada regulasi yang membatasi intervensi kepala daerah, yang juga memegang kekuasaan politik secara langsung,” kata dia.

Ia juga bercerita bagaimana saat para pasangan calon turun berkampanye, masyarakat di wilayah perkampungan lebih aktif berpartisipasi ketimbang di perkotaan. Azizah menduga keadaan sosiologis masyarakat yang masih miskin sehingga masih menguatnya budaya pragmatisme di perkampungan.

Keadaan tersebut, lanjut Azizah, berimbas pada lemahnya pendidikan politik di masyarakat yang akhirnya juga makin lemahnya partisipasi masyarakat ke dalam politik secara rasional di Tangsel.

“Semoga pemenang Pilkada Tangsel ke depan bisa mengubah pola pemerintahan kota yang lebih memikirkan kepentingan masyarakat ekonomi kelas bawah. Pengalaman politik ini tentu evaluasi bagi kami untuk ke depannya bisa lebih baik lagi,” katanya.

Wartawan Tirto telah mencoba menghubungi Rahayu Saraswati untuk meminta pandangannya terkait hasil sementara Pilkada Tangsel. Namun, hingga Jumat malam, pesan teks via WhatsApp tak ada balasan, kendati statusnya kerap online.

Pengajar ilmu politik dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Leo Agustino, menilai bahwa kemenangan Benyamin-Pilar tak hanya berasal dari jejaring politik keluarga yang sudah menguat, melainkan juga beberapa faktor lain yang mempengaruhi.

Faktor pertama, kata Leo, adalah faktor partai utama yang mengusung Benyamin-Pilar yang juga sudah kadung kuat di Banten: Partai Golkar. Banten memang sudah menjadi basis partai berlambang pohon beringin tersebut.

Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang menyebut kemenangan partainya di Banten sebesar 75 persen, yaitu tiga dari empat daerah pemilihan—salah satunya Tangerang Selatan, saat konferensi pers, 11 Desember lalu.

“Saya meyakini bahwa kemenangan di beberapa daerah di Banten memang sudah disiapkan secara matang. Ada variabel Golkar di sana,” kata Leo, saat dihubungi wartawan Tirto, Jumat sore.

Faktor kedua, lanjut Leo, adalah insentif yang diterima oleh Benyamin Davnie, yang merupakan petahana dalam kontestasi ini. Dia adalah Wakil Wali Kota Airin di periode lalu. Leo menilai ada kecenderungan di masyarakat yang tidak terlalu berani untuk memberikan kepercayaan ke pundak orang-orang baru.

“Karena tidak berani, maka memilih saja yang sudah pernah kerja,” kata dia.

Faktor ketiga, kata dia, adalah terjeratnya Menteri Edhy Prabowo oleh KPK atas dugaan korupsi benih lobster, yang juga merupakan kader Partai Gerindra, sama seperti Saras. Ia menjelaskan bahwa beberapa lembaga survei pernah menunjukkan bahwa persepsi publik atas Saras di atas Pilar dan Azizah. Hal tersebut terjadi sebelum adanya OTT KPK atas Menteri Edhy.

“Saya kira KPK effect itu sangat berpengaruh. Jika tidak ada kasus KPK, saya yakin Saras masih di atas. Seperti hasil-hasil survei sebelumnya,” kata dia.

Kendati demikian, Leo melanjutkan, selain tiga faktor di atas, posisi privilese Pilar sebagai buah dari jejaring politik keluarga di Banten memang tak bisa dihindarkan. Kata Leo, beberapa tokoh keluarganya seperti Airin (Wali Kota periode sebelumnya) bersama suaminya, Wawan, beserta Andika (Wakil Gubernur Banten) sampai “turun gunung” ke Tangsel.

Leo menduga, selain untuk memenangkan Pilar di Pilkada Tangsel 2020, totalitasnya keluarga besar Tubagus Chasan Shohib “turun gunung” agar posisi Andika bisa lancar saat Pilgub Banten 2022 mendatang.

“Mereka berupaya menggempur Tangerang Selatan dengan satu tujuan: untuk Pilgub Banten 2022. Dalam konteks pemilihan Gubernur, yang menjadi pengikat suara-suara itu ya kepala daerah. Jika Tangsel tidak menang, Pilgub di 2022 akan berat bagi Andika. Maka dari itu mereka jor-joran,” kata dia.

Baca juga artikel terkait PILKADA 2020 atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo & Riyan Setiawan

tirto.id - Politik
Reporter: Haris Prabowo & Riyan Setiawan
Penulis: Haris Prabowo & Riyan Setiawan
Editor: Maya Saputri