Menuju konten utama

Siapa Pihak yang Tolak dan Dukung Gibran Maju Cawapres 2024?

Isu putra Jokowi, Gibran Rakabuming akan maju sebagai Cawapres 2024 menuai pro dan kontra.

Siapa Pihak yang Tolak dan Dukung Gibran Maju Cawapres 2024?
Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto (kedua kanan) didampingi Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka (kiri) menghadiri acara peringatan Hari Veteran Nasional (Harvetnas) di Auditorium GPH Haryo Mataram, UNS, Solo, Jawa Tengah, Kamis (10/8/2023). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/aww.

tirto.id - Masuknya putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka ke dalam bursa kandidat Cawapres 2024 menuai pro dan kontra. Ada yang mendukung ada juga yang menolak.

Isu mengenai Gibran akan maju sebagai Cawapres sudah dibunyikan sejak jauh hari. Untuk itu, pada Kamis 10 Agustus 2023, Gibran secara pribadi pernah menanggapi bahwa dia belum cukup umur untuk maju sebagai Cawapres.

Usia Gibran saat ini masih 35 tahun, belum mencukupi usia minimal Capres dan Cawapres yaitu 40 tahun berdasarkan Pasal 169 huruf q Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 (UU Pemilu). Namun demikian, Gibran masih memiliki harapan untuk maju.

Pasalnya, peraturan itu sedang dimohonkan ke Mahkamah Konstitusi (MK) untuk dilakukan uji materi. Hingga saat ini, MK masih belum memutuskan dan mengumumkan hasil uji materi terkait perkara tersebut.

Apabila uji materi itu memungkinkan seseorang yang berusia 35 tahun untuk maju dalam kontestasi Pilpres, maka batu sandungan utama Gibran akan hilang, peluang untuk maju sebagai Cawapres semakin terbuka lebar.

Isu Gibran sebagai Cawapres disambut dengan berbagai macam reaksi, ada yang menolak tegas, ada juga yang mendukung atau bahkan mengusung. Berikut adalah pihak yang menolak dan mendukung Gibran maju sebagai Cawapres.

Pihak yang Mendukung Gibran Jadi Cawapres 2024

Ada sejumlah pihak yang mendukung Gibran untuk maju sebagai Cawapres di Pilpres 2024, pihak yang secara vokal menyambut baik dan mendukung itu datang dari Partai Gerindra, Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

1. Sekjen PBB, Afriansyah Noor

Kabar mengenai Gibran sebagai Cawapres 2024 itu semakin gencar diperbincangkan saat Partai Bulan Bintang (PBB) mengajukan pinangan mereka kepada Gibran untuk menjadi pendamping Prabowo Subianto.

Sekjen Partai Bulan Bintang (PBB), Afriansyah Noor, secara pribadi pernah meminta izin kepada Presiden Jokowi agar Gibran maju sebagai Cawapres Prabowo.

Menurut dia, pasangan Prabowo di Pilpres 2024 haruslah sosok yang bersih, dan sosok yang paling ideal di matanya saat ini adalah Gibran.

Presiden Jokowi lalu menanggapi pernyataan Afriansyah dengan menyebut Gibran masih terlalu muda dan baru 3 tahun menjadi Wali Kota Solo. Presiden Jokowi juga khawatir majunya Gibran akan muncul isu politik dinasti dari masyarakat.

Afriansyah kemudian, menjelaskan bahwa politik dinasti sudah lumrah terjadi di Indonesia, sembari menyebutkan contoh dinasti politik yang ada di Tanah Air.

Tidak hanya itu, Afriansyah juga menilai bahwa Gibran adalah sosok pemuda yang patut diperhitungkan rekam jejaknya di dunia politik.

Sekjen PBB itu juga menegaskan bahwa di dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) pihaknya akan menyodorkan Gibran sebagai alternatif Cawapres untuk Prabowo Subianto. Jika Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra tidak dilirik oleh KIM.

2. Wakil Ketua Umum Gerindra, Habiburokhman

Menyoal Gibran yang masuk bursa Cawapres, Wakil Ketua Umum Gerindra, Habiburokhman, pada Selasa, 12 September 2023 mengaku bahwa Gibran adalah salah satu kandidat Cawapres yang kerap menjadi perbincangan dan dipertimbangkan di internal koalisi.

Menurut Habiburokhman, Gibran memiliki nilai jual yang cukup tinggi, meski dia tidak menampik Gibran saat ini masih memiliki kendala soal regulasi.

Lebih lanjut, Habiburokhman juga memiliki nilai tambah, di usia yang relatif muda Gibran sudah menjadi pemimpin yang berprestasi.

Dia lalu menambahkan, jika saja Gibran tidak terkendala batasan usia, maka Gibran bisa menjadi perwakilan generasi milenial dan Z di kancah kontestasi Pilpres 2024.

3. Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie

Grace Natalie, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI), memberikan pujian kepada Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, yang dianggap berhasil sebagai seorang pemimpin muda dengan berbagai prestasi yang mengesankan.

Grace bahkan menjelaskan berbagai pencapaian Gibran yang dianggap sebagai contoh pemimpin muda yang sangat berkontribusi bagi masyarakat.

Menurut dia, ini termasuk tindakan untuk mengakhiri diskriminasi agama, memungkinkan perayaan hari raya agama, dan memajukan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Solo hingga mencapai tingkat internasional.

Dia juga secara terbuka mengkritisi UU Pemilu tahun 2017 yang menyebut batas usia Capres dan Cawapres adalah 40 tahun.

PSI berharap aturan itu bisa dikembalikan ke aturan Pemilu 2003 dan 2008 yang menjelaskan bahwa batas minimal usia Capres dan Cawapres adalah 35 tahun.

Pihak yang Menolak Gibran Jadi Cawapres 2024

Penolakan Gibran jadi Cawapres datang dari berbagai pihak mulai dari partai tempatnya bernaung PDIP hingga pegiat media sosial.

1. Politikus PDIP, Panda Nababan

Gibran muncul cukup menarik jelang Pilpres 2024, sebab alih-alih dikabarkan masuk bursa Cawapres PDIP, partai tempatnya bernaung, Gibran malah menjadi tokoh yang masuk ke dalam daftar kandidat Cawapres Prabowo.

Politikus PDIP, Panda Nababan menjelaskan pada Senin, 25 September 2023, mustahil bagi Gibran untuk maju sebagai Cawapres untuk Prabowo. Sebab, Gibran adalah orang PDIP sehingga tidak masuk akan jika berseberangan haluan dengan PDIP yang sudah secara resmi mengusung Ganjar.

Panda juga berseloroh bahwa isu yang menyebut bahwa Gibran akan menjadi Cawapres Prabowo di luar logika. Hingga bisa masuk ke dalam daftar keanehan di dunia.

Tak sampai di situ, Panda turut menyinggung baliho yang memasangkan Prabowo dan Gibran sebagai Capres dan Cawapres. Dia menyebut bahwa tindakan itu tidak ada tata kramanya.

2. Ulin Niam Yusron

Pegiat media sosial sekaligus pendukung Jokowi, Ulin Niam Yusron pada awal Agustus lalu secara terang-terangan mencuitkan postingan di media sosial X atau Twitter, dia meminta Gibran tidak tergiur tawaran jadi Cawapres. Ulin mengatakan bahwa Gibran tidak pantas untuk menjadi Cawapres.

Ulin juga secara terbuka melalui kanal YouTube Cokro TV pada Minggu, 5 Agustus 2023 mengatakan mengangkat Gibran sebagai Cawapres Prabowo sama halnya dengan kepemimpinan Joko Widodo tiga periode.

Jika sampai itu terjadi, kata dia, maka pihak elit dan keputusan politik itu lupa reformasi, kecuali elite itu memang tidak ingat dan tidak berpihak kepada reformasi.

Ulin pun menambahkan, Jokowi adalah salah satu pemimpin hasil reformasi, produk reformasi. Menurut dia, membiarkan Gibran sebagai Cawapres, atas nama kecintaan kepada Jokowi adalah tindakan sesat yang dapat menjerumuskan Jokowi.

3. Aktivis 98, Faizal Assegaf

Kritikus politik sekaligus aktivis 98, Faizal Assegaf memberikan kritik tajam soal kemungkinan Gibran menjadi Cawapres pada Pilpres 2024 pada Kamis, 31 Agustus 2023.

Dia menyebut gugatan batas usia minimal sebagai upaya diam-diam untuk melancarkan jalan putra pertama Presiden Joko Widodo sebagai Cawapres.

Faizal mengatakan posisi Ketua MK yang saat ini dikuasai adik ipar presiden, kembali jadi sorotan. Dia menduga, ada operasi senyap untuk memutuskan batas minimal 35 tahun, agar Gibran maju sebagai Cawapres.

Di sisi lain, dia juga mengomentari gugatan soal batas maksimal 70 tahun untuk Capres, yang kemungkinan besar tujuannya untuk menjegal peluang Prabowo yang saat ini sudah berusia 72 tahun untuk maju sebagai Capres di Pilpres 2024.

Faizal bilang, ini adalah drama politik paling norak dan memalukan. Wajar jika rakyat makin muak. Negara dan demokrasi jadi lapak berebut kuasa, kata dia.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Politik
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Alexander Haryanto