tirto.id -
"Sudah ada 48 kantong jenazah ditemukan. Baru 17 (teridentifikasi). Jadi nanti perkembangannya akan kami sampaikan karena kami via komunikasi terus dengan teman-teman di Halim dan tim dvi di sana," kata Asisten Manajer Terminal 1B Lion Air Budi Riyanto di Crisis Center Lion Air Terminal Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (31/10/2018).
Budi menjelaskan, jenazah tersebut belum diambil pihak keluarga karena masih dalam proses identifikasi. Ia menyebut, identifikasi identitas memakan waktu setidaknya 4 hari.
Pesawat Lion Air JT-610 jatuh di perairan daerah Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10/2018). Pesawat jenis Boeing 737 ini sebelumnya terbang dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Pangkalpinang, Bangka Belitung pada pukul 06.20 WIB. Namun, pada pukul 06.33 WIB pesawat yang membawa total 189 penumpang dengan rincian 178 orang dewasa, 1 anak, 2 bayi, 8 kru pesawat itu kehilangan kontak.
Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) pada pukul 9.50 WIB memastikan bahwa pesawat itu jatuh di perairan dekat Tanjung, Karawang.
Pesawat dengan nomor registrasi PK-LQP jenis Boieng 737 MAX 8 ini baru dioperasikan oleh Lion Air sejak 15 Agustus 2018.
Pesawat dikomandoi Bhavye Suneja dengan co-pilot Harvino bersama enam awak kabin atas nama Shintia Melina, Citra Noivita Anggelia, Alviani Hidayatul Solikha, Damayanti Simarmata, Mery Yulianda, dan Deny Maula. Kapten pilot sudah memiliki jam terbang lebih dari 6.000 jam terbang dan co-pilot telah mempunyai jam terbang lebih dari 5.000 jam terbang.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Yulaika Ramadhani