tirto.id - Pesawat luar angkasa milik NASA, InSight sukses mendarat di Mars. Wahana antariksa itu mengirimkan kembali gambar "bagus dan kotor" dalam penggalian baru ini. Gambar berbintik-bintik hitam dan tampak berdebu itu seperti karya seni bagi para ilmuwan.
Sebagaimana diwartakan Associated Press (AP), foto itu menunjukkan medan yang paling halus dan berpasir di sekitar pesawat ruang angkasa, dengan hanya menampakkan satu batu besar saja.
"Saya sangat senang sepertinya kami memiliki lokasi pendaratan yang sangat aman dan membosankan. Itulah tepatnya yang kami inginkan," ujar manajer proyek Tom Hoffman setelah peluncuran InSight pada Senin (26/11/2018).
Foto yang lebih baik didapat beberapa jam kemudian dan diharapkan akan semakin baik kualitasnya beberapa hari ke depan. Pesawat ruang angkasa itu tiba di Mars setelah melalui supersonik berbahaya dalam waktu enam menit.
"Pendaratan dikonfirmasi!" ujar pusat pengontrol penerbangan pada pukul 03.00 pm EST. InSight berangkat dari Jet Propulsion Laboraory NASA di Pasadena, California. Para ilmuwan menunggu dalam ketengangan pesawat untuk mencapai 100 juta mil (160 kilometer) di luar angkasa.
Ini merupakan pendaratan sukses NASA yang kedelapan sejak satelit Viking pada 1976. Rover Curiosity NASA yang tiba pada 2012 masih berada dan bergerak di Mars hingga saat ini.
Karena jarak Bumi dan Mars, butuh delapan menit untuk mengonfirmasi pendaratan dan informasi dari InSight. Informasi itu diteruskan sepasang satelit kecil yang akan mengikuti InSight selama 6 bulan, 482 juta kilometer perjalanan.
InSight, proyek internasional senilai 1 miliar dolar AS itu mencakup mol mekanik dari Jerman yang akan dibenamkan 16 kaki (5 meter) untuk mengukur panas internal Mars. Pesawat ini juga memiliki seismometer Perancis untuk mengukur getaran, jika itu memang ada di planet tetangga Bumi ini. Percobaan lain dalam misi ini adalah untuk mengungkapkan sususan inti planet.
Pada Senin malam, NASA melaporkan pesawat antariksa itu sedang mengisi baterai melalui panel surya yang dibuka.
Ilmuwan Bruce Banerdt salah satu pemimpin misi ini menyebut tangkapan gambar pertama dari InSight yang menampakkan permukaan mars itu meski tampak "bagus dan kotor" akan dibersihkan hingga bintik hitam menghilang.
Foto yang diambil InSight itu berasal dari kamera rendah saat pendaratan. Pada Senin malam, NASA merilis hasil foto lebih bersih yang diambil oleh kamera lebih tinggi sehingga lebih menunjukkan lanskap pendaratan.
InSight yang memiliki berat 800 pon (360 kilogram) ini akan tidak bergerak dan beroperasi di tempat yang sama untuk dua tahun ke depan, durasi satu tahun Mars.
"Dalam beberapa bulan dan tahun mendatang, buku-buku sejarah yang memuat teori interior Mars akan ditulis ulang," ujar Direktur JPL, Michael Watkins.
Persiapan NASA dalam peluncuran pesawat ini lebih panjang dan lebih pasti dari sebelumnya. Mereka menggunakan parasut dan mesin pengereman yang sangat diperhitungkan agar InSight mendapat kecepatan 12.300 mph (19.800 kph) ketika menembus atmosfer Mars. Jika tidak tepat perhitungan, pesawat bisa terbakar di atmosfer atau terpental kembali ke luar angkasa.
Banyak pesawat menuju Mars yang diluncurkan AS, Rusia, dan sejumlah negara lain telah hilang atau hancur setelah beberapa tahun. Tingkat keberhasilan peluncuran pesawat itu hanya 40 persen.
Robot InSight berkaki tiga ini menetap di sisi barat Elysium Planitia, dataran yang memang dituju NASA sebagai pendaratan.
Museum, planetarium, dan perpustakaan di seluruh AS mengadakan pesta sambil melihat langsung peluncuran InSight. Tayangan langsung dari TV NASA itu juga ditayangkan di layar raksasa Times Square New York, di mana orang banyak menonton sambil memakai payung di tengah hujan.
Dengan memeriksa dan memetakan bagian-bagian Mars, para ilmuwan berharap untuk mengetahui mengapa planet-planet berbatu yang ada di tata surya begitu berbeda dan mengapa Bumi menjadi surga bagi kehidupan.
Namun, NASA tidak menyertakan detektor kehidupan di dalam InSight. Misi NASA berikutnya, pada 2020 akan mencari kemungkinan bukti kehidupan kuno dalam wujud bebatuan. Pertanyaan mengenai apakah pernah ada kehidupan dan air di Mars adalah motivasi para ilmuwan NASA untuk segera meluncurkan misi berikutnya.
Editor: Dipna Videlia Putsanra