tirto.id - NASA mengumumkan melalui situs resminya sebuah foto pemandangan IC 342 yang juga dikenal sebagai Caldwell 5, sebuah galaksi spiral intermediat yang terletak di konstalasi Camelopardalis. Dalam katalog nama-nama galaksi, galaksi spiral ini disebut sebagai Stellivelatus Camelopardalis, atau galaksi yang tertutupi bintang. Apa yang membuat benda kosmik ini istimewa?
Galaksi ini terletak di dekat garis ekuator cakram Galaksi Bima Sakti, di mana langit sangat pekat dengan cahaya gas kosmik, bintang-bintang yang terang, dan debu bintang yang gelap. Agar para astronom bisa melihat struktur spiral dari IC 342, mereka harus melihat melalui berbagai material yang memenuhi langit Galaksi Bima Sakti, dan ini tidak mudah. Ini yang menyebabkan ia dijuluki “galaksi yang tertutupi bintang” karena susah sekali dilihat.
Namun dengan teknologi yang ada saat ini, dengan Teleskop Luar Angkasa Hubble milik NASA/ESA, gambaran tentang galaksi ini bisa sedikit lebih jelas dilihat. Sebuah tatanan benda kosmik yang terdiri dari benda langit panas, bintang biru yang tengah membentuk diri, gas-gas kosmik, dan debu angkasa yang membentuk imaji menyenangkan. Semua citraan dan observasi ini bisa dilakukan atas bantuan dari Teleskop Luar Angkasa Hubble. Menariknya tidak hanya galaksi terluar yang bisa diamati, tetapi juga planet-planet lain yang ada di sistem tata surya selain Bima Sakti.
Para ilmuwan yang fokus pada pengembangan pengetahuan luar angkasa bekerja keras untuk bisa memahami jagat raya. Melalui pengamatan teleskop tercanggih yang ada saat ini, para ilmuwan bisa pelan-pelan mengetahui bahwa Bumi tidak sendiri, ada jutaan atau miliaran planet lain yang masih belum diketahui karakternya. Saat ini jagat raya terbagi menjadi dua kategori yaitu yang bisa diobservasi dan yang belum bisa diobservasi. Proses penelitian dan pengamatan angkasa menjadi sangat penting untuk ilmu pengetahuan, termasuk menggali sebanyak-banyaknya informasi soal planet selain Bumi.
Para peneliti dan astronom di dunia telah menemukan berbagai planet dengan karakteristik unik. Penemuan ini tentu dibarengi dengan teknologi yang mumpuni. Jika ada pertanyaan mengapa manusia meneliti angkasa luar? Selain untuk pengetahuan, para ilmuwan berpendapat umat manusia perlu mencari alternatif hunian baru selain Bumi. Proses pencarian ini lantas menghasilkan penemuan-penemuan baru, seperti planet yang seluruh permukaannya berupa lava, atau planet yang memiliki badai abadi dan berbagai karakteristik lainnya.
Salah satu temuan menarik yang ada di tata surya adalah bagaimana jika sebuah planet terlalu dekat dengan matahari. Sebuah matahari bisa bersinar sangat terang dan artinya memiliki panas yang ekstrem. Di tata surya kita, Merkurius merupakan planet paling dekat dengan matahari. Dengan jarak hanya 57.910.000 km, temperatur planet Merkurius pada siang hari mencapai 430°C. Sebagai perbandingan suhu permukaan matahari mencapai 5.500°C.
Tetapi perlu diketahui matahari bukan satu-satunya yang ada di jagat raya. Di tata surya lain ada bintang yang lebih panas daripada matahari. Bintang HD 195689 – atau yang juga dikenal sebagai KELT-9 – 2,5 lebih besar dari matahari dan memiliki temperatur permukaan mencapai 10.000°C. Salah satu planet yang paling dekat dengan bintang ini adalah KELT-9b, yang jauh lebih dekat daripada Merkurius dengan matahari. Namun para astronom dan peneliti belum bisa menghitung berapa jarak antara planet KELT-9b dengan matahari atau bintangnya.
Meski tidak memiliki perhitungan yang tepat perihal jarak, tapi planet KELT-9b berputar mengelilingi induk bintangnya setiap 1,5 hari, sementara Merkurius mengorbit matahari membutuhkan 88 hari. Ini menghasilkan suhu udara 4.300°C, yang lebih panas daripada Merkurius. Jika ini terjadi pada sistem tata surya kita maka planet berbatu paling dekat akan menjadi lautan lava. Untungnya KELT-9b merupakan planet yang kebanyakan berisi gas seperti juga Jupiter.
Berbeda dengan Merkurius dan KELT-9b, ada planet lain yang suhu permukaannya mencapai minus 50°C, apakah ini yang paling dingin? Temuan lain dari para peneliti mengungkapkan bahwa planet yang diidentifikasi sebagai OGLE-2005-BLG-390Lb memiliki suhu permukaan -223°C. Memiliki masa 5,5 kali lebih besar dari Bumi, diperkirakan planet dingin ini memiliki permukaan berbatuan. Meski tidak terlalu jauh dari induk mataharinya yang memiliki massa rendah, bintang “dingin” ini dijuluki Kurcaci Merah.
Planet terbesar yang bisa diobservasi adalah planet DENIS-P J082303.1-491201 b atau yang juga dikenal sebagai 2MASS J08230313-4912012 b. Planet ini memiliki massa 28,5 kali lebih besar daripada massa Planet Jupiter. Dalam arsip exoplanet yang dimiliki NASA, planet ini merupakan yang paling besar sejauh ini. Sebagai catatan sebuah planet bisa sama panasnya dengan sebuah bintang, para peneliti berpendapat perbedaan antara bintang dan planet adalah kemampuan mereka untuk menghasilkan panas. Sebuah bintang jauh lebih besar daripada planet yang bisa menginisiasi fusi sebagai akibat dari kekuatan gravitasi di inti planet atau bintang.
Bintang-bintang yang ada saat ini memiliki ukuran lebih besar daripada planet yang ada di sekelilingnya. Bintang membakar diri dengan mengubah hidrogen menjadi helium. Namun, ada pula benda kosmik yang disebut sebagai kurcaci coklat atau brown dwarf, sebuah planet yang bisa memulai proses fusi hidrogen tapi tidak terlalu stabil dan besar untuk menjaganya tetap berlanjut.
Planet paling tua di jagat raya adalah planet PSR B1620-26 berusia diestimasi 12,7 miliar tahun dan diketahui sebagai planet paling uzur yang diketahui manusia. NASA pada 2008 menyatakan bahwa Hubble Space Telescope milik mereka menemukan planet unik yang diperkirakan berusia 13 miliar tahun. Sebagai perbandingan usia planet Bumi diperkirakan 4,5 miliar tahun. Planet PSR B1620-26 diperkirakan dibentuk satu miliar tahun setelah jagat raya terbentuk. Planet ini mengorbit pada sepasang matahari unik yang memiliki komplek perbintangan yang padat mencapai sekitar 100.000 bintang. Planet PSR B1620-26 merupakan planet gas raksasa seukuran 2,5 kali masa Jupiter. Jagat raya diperkirakan sudah berusia 13,8 miliar tahun.
Sementara di sisi lain para ilmuwan juga menemukan planet paling muda. Sistem tata surya V830 Tauri baru berusia 2 juta tahun, memiliki matahari dengan massa yang sama dengan matahari kita, tapi memiliki dua kali radius dari yang ada di Bima Sakti. Salah satu planetnya merupakan planet gas yang berukuran tiga perempat massa Jupiter dan masih terus tumbuh untuk menjadi planet sempurna. Semua informasi ini tentu akan terus berkembang sejalan teknologi dan semangat manusia mencari tahu jagat raya ini di masa depan.
Penulis: Arman Dhani
Editor: Suhendra