Menuju konten utama

Pesan Natal Paus Fransiskus Soroti Nasib Imigran dan Pengungsi

Paus Fransiskus membandingkan nasib para imigran dan pengungsi dengan kisah Maria dan Yusuf di Alkitab.

Pesan Natal Paus Fransiskus Soroti Nasib Imigran dan Pengungsi
Paus Fransiskus.foto/antaranews.

tirto.id - Paus Fransiskus menyerukan pada dunia untuk tidak mengabaikan nasib para imigran dan pengungsi pada misa malam Natal, Minggu (24/12/2017) waktu Vatikan.

Paus Fransiskus menilai banyak imigran dan pengungsi dipaksa melarikan diri oleh para pemimpin yang "tidak menganggap ada masalah dalam menumpahkan darah orang-orang tak berdosa", demikian dilansir BBC.

Paus Fransiskus membandingkan nasib para imigran dan pengungsi dengan Maria dan Yusuf. Dia mengutip kisah dalam Alkitab tentang nasib Maria dan Yusuf yang harus melakukan perjalanan dari Nazaret ke Betlehem namun tidak menemukan tempat penampungan.

"Begitu banyak jejak lain yang tersembunyi dalam jejak Yusuf dan Maria. Kami melihat jejak seluruh keluarga yang dipaksa pergi pada zaman kita sekarang. Kami melihat jejak jutaan orang yang tidak memilih untuk pergi, namun diusir dari tanah mereka, meninggalkan orang-orang mereka yang tersayang," ujar Paus Fransiskus, seperti dilansir Reuters dan disiarkan ulang Antara.

Bahkan, dia mengimbuhkan, para gembala, yang menurut Alkitab adalah kaum pertama yang menyaksikan bayi Yesus, merupakan "orang-orang yang terpinggirkan" yang dianggap sebagai orang asing yang kotor dan bau.

"Mereka juga cenderung dicurigai itikadnya," kata Paus asal Argentina berusia 81 tahun itu.

Paus Fransiskus yang merupakan cucu dari seorang migran Italia di Argentina itu sekaligus menekankan bahwa iman Kristiani menuntut bahwa orang asing harus disambut dengan baik di mana pun.

Paus Fransiskus merayakan Natal kelima sebagai pemimpin 1,2 miliar umat Katolik Roma di dunia, dengan memimpin sebuah misa kudus untuk sekitar 10.000 orang di Basalika Santo Petrus.

Seruan Paus Fransiskus itu bertepatan dengan masih terlantarnya puluhan juta pengungsi di dunia akibat konflik dan perang. Misalnya, para pengungsi dari Timur Tengah, terutama Iraq dan Suriah, muslim Rohingya asal Myanmar dan warga dari berbagai negara Afrika.

Data Badan Pengungsi PBB (UNHCR) mencatat pada akhir 2015 lalu saja, terdapat 65,3 juta orang yang terpaksa meninggalkan tempat tinggalnya. Di dalamnya, termasuk 21,3 juta pengungsi di seluruh dunia.

Baca juga artikel terkait HARI RAYA NATAL 2017 atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom

Artikel Terkait