tirto.id - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menyatakan tidak ada aksi teror dan sweeping saat perayaan Hari Raya Natal di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi M Iqbal di Jakarta Selasa (26/12/2017).
"Hasil evaluasi pengamanan Natal, Alhamdulillah tidak ada aksi teror, catat itu," kata M Iqbal seraya menambahkan tidak ada aksi "sweeping" maupun pemaksaan kehendak dari pihak tertentu terkait pelaksanaan ibadah saat perayaan Natal.
Selain itu, kepolisian memastikan tidak ada pemaksaan pencabutan atribut tertentu pada pusat perbelanjaan maupun tempat ibadah dari pihak tertentu. Sebaliknya, ibadah perayaan Natal pada 24-25 Desember berlangsung aman dan terkendali.
"Ini bukti bahwa pengelolaan di hulunya operasi cipta kondisi narkoba, preman, minuman keras itu mereduksi semua kejahatan," ujar Iqbal seperti dikabarkan Antara.
Keberhasilan ini, kata Iqbal, tidak terlepas dari sinergi seluruh kapolda, kapolres hingga kapolsek bersama unsur TNI dan pemerintah daerah setempat dalam memetakan wilayah untuk pengamanan.
Selain itu, Polri juga mengapresiasi sejumlah organisasi masyarakat (ormas) yang terlibat mengamankan perayaan ibadah Natal pada beberapa tempat ibadah.
"Kita beda tapi tunjukkan bahwa kita adalah bangsa toleran," ucap Iqbal.
Sebelum perayaan Natal 2017, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyatakan, pihaknya belum mendeteksi ancaman teror yang mungkin terjadi saat perayaan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018. Meskipun demikian, Tito menegaskan Polri tetap mewaspadai potensi teror dan melakukan pengamanan ketat.
“Sampai hari ini belum ada informasi rencana aksi serangan Natal dan tahun baru. Ini tolong digarisbawahi. Belum ada, tapi kita melakukan preventif strike yang kita anggap potensial dan dia ada kasusnya,” kata Tito di Gedung Rupatama Mabes Polri, pada Senin pekan lalu.
Aksi teror bom pernah terjadi di Indonesia pada malam Natal tahun 2000. Sejumlah gereja di Jakarta, Bekasi, Sukabumi, Bandung, Mojokerto, Mataram, Pematang Siantar, Medan, Batam, dan Pekanbaru, mengalami teror bom. Serangan bom tersebut diduga dilakukan oleh kelompok Jamaah Islamiyah.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH