tirto.id - Perubahan suhu dan curah hujan telah mempengaruhi kualitas air dan mencemarinya. Sebuah studi terbaru menemukan perubahan itu mengubah jumlah nitrogen yang ada di saluran air di Amerika Serikat (AS).
Penelitian yang diterbitkan di Environmental Science & Technology ini menjelaskan nitrogen dari pertanian dan aktivitas manusia mengalir ke saluran air yang bisa menciptakan fenomena berbahaya bernama eutrofikasi.
Hal ini dapat menyebabkan tumbuh suburnya alga bloom penghasil toksin atau zona mati yang rendah oksigen yang disebut hipoksia. Selama beberapa musim panas lalu, zona mati dan alga bloom di wilayah danau dan pantai di seluruh AS telah menjadi sorotan publik.
Peneliti Anna Michalak dari Carnegie dan timnya telah menghabiskan beberapa tahun mempelajari efek limpasan nitrogen dan bagaimana perubahan yang diharapkan dalam pola curah hujan karena perubahan iklim dapat menyebabkan risiko yang lebih besar terhadap kualitas air.
Namun upaya mereka sejauh ini fokus pada membuat prediksi masa depan. Sekarang, bersama Tristan Ballard, mereka melihat ke belakang untuk menganalisis tren jangka panjang dalam limpasan nitrogen kembali ke tahun 1980-an.
"Kami ingin melihat apakah kami dapat menemukan bukti dalam catatan sejarah tentang perubahan suhu dan curah hujan yang mempengaruhi jumlah nitrogen yang masuk ke daerah aliran sungai di AS yang berdekatan. Temuan kami dapat meningkatkan pemodelan risiko masa depan kami dan memandu upaya manajemen," kata Ballard.
Mereka menemukan iklim adalah faktor kunci dalam berapa banyak nitrogen berakhir di dalam air, dengan pemanasan suhu musim semi dan badai yang menyertainya memiliki dampak langsung pada limpasan nitrogen.
Pertanian juga memainkan peran, tetapi lebih rumit. Sebagai contoh, di Great Plains utara, peningkatan kondisi pertanian dan iklim bertambah untuk menempatkan lebih banyak nitrogen di saluran air.
Namun, di Great Lakes, meskipun ada upaya untuk mengurangi jumlah nitrogen yang dilepaskan oleh aktivitas manusia, curah hujan meningkat sedemikian rupa sehingga nitrogen masih membebani sistem air.
"Apa yang kami tunjukkan adalah kualitas air danau dan pantai yang memburuk bukan hanya tentang bagaimana kami mengembangkan lahan dan berapa banyak pupuk yang kami gunakan di ladang," kata Michalak seperti dilansir Carnegie Science.
"Ini juga tentang bagaimana tindakan manusia pada skala global mengubah curah hujan dan suhu. Ini adalah sistem yang kompleks, tetapi solusinya bisa pada pengelolaan dampak manusia yang lebih baik di seluruh skala," tambahnya.
Tim peneliti mengatakan temuan mereka berarti strategi manajemen akan menjadi lebih menantang dari waktu ke waktu. Mengurangi jumlah nitrogen yang dilepaskan oleh industri dan pertanian tidak akan cukup. Penurunan penggunaan harus cukup untuk mengimbangi risiko yang lebih besar karena peningkatan curah hujan.
Editor: Dipna Videlia Putsanra