Menuju konten utama

Perubahan Iklim Telah Menyentuh Seluruh Bagian Bumi

Sebuah tim peneliti internasional menemukan bahwa hingga 82 persen dari faktor penting biologis yang diperlukan untuk ekosistem yang sehat, telah dipengaruhi oleh perubahan iklim. Perubahan telah terasa meski dunia ini hanya 1 derajat celcius lebih hangat dari masa sebelum industri.

Perubahan Iklim Telah Menyentuh Seluruh Bagian Bumi
Model berpose di salah satu booth dalam pameran Indonesia Climate Change di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (14/4). Pameran tentang perubahan iklim yang diikuti oleh kementerian, lembaga dan organisasi tersebut berlangsung 14 - 17 April 2016. Antara foto/Sigid Kurniawan.

tirto.id - Peningkatan 1 derajat celcius lebih hangat telah memberi ancaman serius bagi spesies bumi. Sebuah tim peneliti internasional menemukan bahwa hingga 82 persen dari faktor penting biologis yang diperlukan untuk ekosistem yang sehat, telah dipengaruhi oleh perubahan iklim. Perubahan telah terasa meski dunia ini hanya 1 derajat celcius lebih hangat dari masa sebelum industri.

“Sudah bisa dilihat sekarang contohnya, seperti Salamander menyusut dalam ukuran, burung migran mengubah rute migrasi mereka, serta spesies yang kawin silang, ini semua hanya karena tingkat kecil dari pemanasan,” ujar James Watson, professor di Univesitas Queensland, seperti dikutip The Huffington Post.

Menanggapi masalah ini, para ilmuwan tengah berkumpul di Marrakech, Maroko untuk bekerja sama dalam menyusun kesepakatan iklim Paris yang bertujuan untuk menjaga dunia dari peningkatan pemanasan hingga 2 derajat celcius atau lebih. Karena, peningkatan pemanasan global dapat mengakibatkan peristiwa yang meresahkan. Di antaranya mencairnya gletser, kenaikan air laut, cuaca ekstrim dan penyakit.

Akan tetapi, selain dari dampak berbahaya bagi manusia, perubahan-perubahan itu akan secara drastis mengubah kehidupan biologi di seluruh dunia. “Faktanya adalah, ini bukan tentang satu dua spesies di satu dua tempat saja. Ini tentang seluruh sistem dan seluruh proses,” jelas Watson seraya menambahkan aspek perilaku, cara hidup dan bergerak yang juga ikut dipengaruhi oleh perubahan iklim.

Sementara itu, terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat yang baru pun dianggap memiliki dampak pada perubahan iklim. Pasalnya, kemenangan Trump telah memberikan keraguan serius tentang masa depan kesepakatan Paris. Trump, yang kerap mengacuhkan masalah iklim, menjadi pemimpin dari Amerika Serikat, negara terbesar kedua penghasil gas rumah kaca. Ia bahkan telah mengancam untuk keluar dari kesepakatan itu, yang mana merupakan langkah serupa pada Protokol Kyoto, amandemen terhadap Konvensi Rangka Kerja PBB tentang perubahan iklim.

Meski begitu, Direktur Asosiasi Konservasi Jean Su berpendapat bahwa terpilihnya Trump dapat menggalang dukungan yang lebih besar untuk aksi lingkungan.

“Krisis iklim sudah memiliki konsekuensi yang sangat serius bagi kehidupan di planet ini. Kenaikan suhu sebanyak 1 derajat celcius sudah membuat dunia berputar di luar kendali dengan ancaman yang sangat luas,” ungkap Jean.

Ia juga menegaskan bahwa aksi melawan perubahan iklim penting untuk dilakukan sesegera mungkin.

Baca juga artikel terkait RATIFIKASI PERJANJIAN PARIS atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh